Opressed Pirate

26 1 0
                                    

Siang itu, seperti biasa para murid Dimension Academy mengikuti pelajaran. Di kelasnya Chrisben, bu Cassandra yang merupakan guru matematika membagikan kertas ulangan harian yang sudah diberi nilai.

"Christopher Benjamin!" panggil bu Cassandra, "ada peningkatan, nilaimu 77"

Sang pejuang merah menerima kertas ulangannya, "terimakasih bu, mantap!" ucapnya dengan girang.

Nilai KKM untuk pelajaran matematika di Dimension Academy adalah 75, Chrisben jarang sekali mendapat nilai diatas 75 dalam pelajaran menghitung tersebut. Hal itu membuatnya begitu senang.

"Marina Agatha!" panggil bu Cassandra lagi, "sepertinya kamu cocok ikut olimpiade, nilaimu 94!"

Marina adalah salah satu anak yang berbakat dalam matematika, berbeda dengan Chrisben yang jarang lulus KKM, dia biasa mendapat nilai diatas 90. Namun itu tak menjadikannya menyukai pelajaran tersebut, sejak SMP dia mulai agak membenci matematika.

Bu Cassandra terus menyebutkan nama-nama murid di kelas itu, hingga dia sampai pada Rento, salah satu sahabat Chrisben.

"Rento Haoshin!" panggil bu Cassandra, "nilaimu 99, itu nilai tertinggi di kelas ini, selamat!"

"Baik bu...." ucap Rento sambil menerima kertas itu.

Seluruh kelas bersorak untuk pemuda dengan dua warna mata itu, namun dia tidak terlalu bersemangat. Ohya, Rento mengidap heterochromia, kondisi dimana warna mata kanan dan kiri berbeda.

Bel istirahat kedua berbunyi, anak-anak  segera berpencar. Ada yang ke kantin, tetap duduk di kelas, main bola di lapangan, dan sebagainya. Rento sendiri tetap memandangi kertas ulangannya.

"Hai sepupu!" sapa Marina, "kamu memang yang paling jenius"

"Tunggu, aku nggak tahu kalian sepupuan" ucap Chrisben kebingungan.

Marina menjelaskan bahwa Rento adalah sepupu jauhnya, "kakekku dan kakeknya Rento adalah sepupu, jadi kami masih ada sedikit ikatan darah" jelasnya.

"Haaaah.... ikatan darah takkan menyelamatkan aku, suatu keajaiban kalau nanti aku masih hidup" kata Rento.

"Lha kenapa? Kamu kan dapet nilai paling tinggi, susuk (paman) harusnya bangga...." kata Marina.

Rento hanya menggeleng dan kmeudian pergi, Marina bingung kenapa sepupu jauhnya itu bersikap demikian. Chrisben yang mengenal Rento lebih lama kemudian menjelaskan.

"Orangtuanya punya ekspektasi yang tinggi padanya, dia harus dapat 100, dibawah itu dia akan dimarahi" jelas Chrisben, "makanya dia lemas...."

"Ya Tuhan, aku ini sepupunya dan aku nggak tau kondisinya, terlalu...." balas Marina.

"Gapapa, Rento tahu kalau niatmu baik" ucap Chrisben, "tapi untuk saat ini, kita biarkan dia sendiri dulu"

Kemudian kedua sejoli itu pergi ke circle masing-masing, tanpa membicarakan tentnag Rento lagi...

◇○◇

Bel sekolah berbunyi, Rento berjalan ke tempat parkir untuk mengambil sepedanya. Disana dia bertemu dengan salah satu siswi bernama Silesta Osborn.

"Hai Rento, mau pulang bareng?" tanya Silesta.

"Ah, uh, nggak usah...." balas Rento dengan gugup.

Rento menaruh hati pada Silesta, namun dia selalu memendam perasaannya itu, dia tidak berani menyatakannya.

"Kamu kelihatan kesal, ada apa?" tanya Silesta.

"Yah.... matematika aku dapat 99" jawab Rento.

Code Lyoko DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang