Dark Valkyrie

20 1 0
                                    

"Eeergh, kemana sih si Executioner bodoh itu?" dengus Madison sambil memukul meja.

Sebuah pop-up muncul, itu adalah permintaan panggilan suara. Setelah membaca tulisan Executioner82, Madison memutuskan untuk menerima panggilan itu.

"Baru sekarang kau datang, ya ampun!" ucap Madison.

Muncul simbol Eye of Korona di layar, pembicaraan mereka dimulai....

"Kemarin aku coba menghubungimu bodoh! Kemana saja kau!?" bentak Madison, yang lagi-lagi memukul meja.

"Hey, jangan kasar begitu makhluk berdaging!" balas Executioner yang ternyata adalah Korona.

"Kau berani melawanku? Ghost-Ghostmu itu benar-benar tidak efektif, dasar AI bodoh!" sahut Madison.

Korona langsung muncul dalam wujud humanoidnya dan menyetrum Madison, lalu dibantingnya gadis itu ke tanah, dan ditahannya dengan cara diinjak!

"Dengar ya kecoa, kamu jangan coba-coba melawanku.... dan kalau menurutmu Ghost nggak efektif, kenapa nggak kamu aja yang turun tangan?!" ucap Korona yang terus menyetrum Madison.

"Ampun, ampun! Akan kuikuti rencanamu!" jerit Madison.

"Itu yang kuharapkan, makhluk berdaging!" bentak Korona, "jadi gini...."

◇○◇

Siang itu, Chrisben dan kawan-kawan bersiap untuk mengikuti pelajaran olahraga yang diajar oleh pak Harrison Rhodes. Tentunya mereka ganti baju dulu dong....

Rento sibuk melihat tubuhnya di cermin, beberapa kali membuat pose ala binaragawan.

"Kamu ngapain njir?" tanya Chrisben.

"Menurutmu dengan tubuh seperti ini, apa Silesta akan menyukaiku?" kata Rento.

"Kamu atlet basket terhebat di sekolah ini, dia pasti suka kok" timpal Chrisben, "tapi kalau dia beneran cinta sama kamu, dia nggak bakal mikir itu"

"Kamu kebanyakan baca novel, Chris" balas Rento, "mana ada yang begituan"

Kedua pejuang Gaiatron itu tertawa, kemudian mereka segera menaruh baju seragam mereka di kelas, lalu pergi ke Gedung Serbaguna....

"Baiklah anak-anak, pelajaran kita kali ini adalah lompat tinggi!" ucap pak Harrison, "pelajaran ini akan sangat berguna, apabila kalian melarikan diri..."

Pak Harrison terus berceramah, sementara Rento mencoba merayu Silesta. Chrisben menyarankannya untuk memulai dengan menceritakan sebuah lelucon.

"Eh, Silesta...." bisik Rento, "kenapa T.rex nggak bisa menggaruk punggungnya?"

"Karena tangan mereka kecil?" tebak Silesta.

"Bukan, tapi karena mereka sudah mati" celetuk Rento.

Tebak-tebakan receh itu hanya terasa lucu bagi dua sejoli itu, Rento dan Silesta tertawa sementara yang lain malah geli mendengarnya. Khususnya Chrisben, yang menyarankan memakai lelucon....

"Haduh Rento, receh banget jokemu...." kata Chrisben dengan muka masam.

"Untung masih sepupu, kalau enggak kuceburkan dia ke Laut Digital" timpal Marina.

Jelas saja mereka kepergok mengobrol oleh pak Harrison....

"Tuan Haoshin dan nona Osborn, sepertinya kalian menemukan yang lebih menarik dari pelajaranku!" kata pak Harrison, "aku asumsikan kalian sudah paham soal lompat tinggi, ayo Rento, tunjukkan pesonamu!"

Code Lyoko DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang