Armed Fairies

5 0 0
                                    

Siang itu, Aura sedang berada di kantor kepala sekolah. Dia tidak membuat masalah atau apapun, gadis berambut pirang itu hanya mengobrol dengan ibunya. Siapa lagi kalau bukan Evelyn Mercer!

"Eh Aura, mama penasaran.... Chrisben akhir-akhir ini kok jarang meledekku atau bikin masalah ya?" tanya bu Evelyn.

"Itu bagus kan? Pekerjaan mama jadi lebih mudah" kata Aura, dia berusaha untuk menutupi hilangnya Chrisben.

"Iya sih, tapi ini terlalu tiba-tiba...." kata bu Evelyn, "apa dia sedang depresi atau apa?"

"Oh, itu efek pacaran sama aku" kata Aura, "dia jadi lebih tenang dan romantis, effort-nya luar biasa~♡"

"Baiklah, kamu bahagia dan pekerjaanku jadi lebih mudah" ujar bu Evelyn, "tapi tidak signifikan...."

Pintu kantor itu terbuka, terlihat Ulrich (yang menjadi guru pengganti selama Jeremie koma), bersama seorang siswa bernama Sargent Parsons.

"Pergilah Aura, waktunya mama melakukan pekerjaan menyebalkan ini" kata bu Evelyn, "baiklah Sargent, apa yang kau lakukan?"

"Dia dan beberapa orang lainnya ketahuan mencontek saat UTS tadi, mereka sampai menyelundupkan ponsel mereka!" kata Ulrich.

"Tapi itu idenya Bob dan Caleb!" sahut Sargent, "kenapa hanya saya yang dipanggil?"

Evelyn tersenyum sinis, "jangan kuatir, nanti mereka saya panggil juga, saat ini kamu saya hukum penahanan 2 jam di perpustakaan dan ponselmu saya sita!" ucapnya.

Sargent hanya bisa berjalan ke perpustakaan sambil menggerutu, dia melewati Aura yang diam-diam menertawainya. Dia memang termasuk anak bandel yang lebih senang mengacau ketimbang belajar, dan mencontek bukan hal yang baru baginya....

"Ergh, dasar Caleb bodoh! Gara-gara dia aku ketahuan!" dengus Sargent, "andai ada cara mencontek yang nggak bisa diketahui"

"Mungkin aku bisa bantu" ucap sebuah suara misterius.

Sargent menoleh, dia tidak menemui pemilik suara itu. Tiba-tiba muncul dua alat di depannya, sebuah gelang dan sebuah Virtualizer darurat.

"Kau pakailah gelang itu saat nanti ujian, kamu bisa tahu semua jawabannya" kata suara itu, "tapi sebagai gantinya, kamu pakailah virtualizer itu untuk ikut permainanku...."

Sargent sempat ragu, namun karena dia sangat ingin mencontek, dia menerima tawaran tersebut....

◇○◇

Keesokan harinya, Sargent tetap mencontek seperti biasa. Namun kalung yang dia dapatkan semalam memancarkan sebuah sinyal pengacau yang memengaruhi pikiran pengawas ujiannya, sehingga perbuatan curangnya itu tidak ketahuan. Namun ada 2 orang yang menyadarinya.

"Eh Freyr, kamu merasakannya juga?" kata Freya dengan telepati.

"Iya, ada semacam sinyal pengacau" balas Freyr yang juga menggunakan telepati.

Sebagai sistem multi-agen, Freya dan Freyr mampu mendeteksi gelombang sinyal semacam itu. Namun mereka tidak mampu benar-benar melacak secara pasti asal sinyal tersebut, mereka hanya tahu jika pemancar sinyal itu berada di dekat mereka.

Setelah selesai UTS pertama di hari itu, para pejuang berkumpul di kantin seperti biasa. Freya dan Freyr menceritakan apa yang mereka rasakan.

"Apa ini serangan Korona?" tanya Christina.

"Rasanya nggak deh, kenapa dia nggak langsung menyerang saja?" balas Karen, "daripada mengirim sinyal, bukannya lebih baik mengirim Brutus sekalian?"

"Mungkin bukan Korona atau Brutus" kata Sam'un, "apa itu salah satu Zenorah Player?"

Code Lyoko DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang