Resourceful Choice

3 1 0
                                    

Sore itu, Rento tengah duduk-duduk santai di alun-alun Oasis Park. Dia menunggu kedatangan Silesta, mereka berjanji untuk ngedate disana. Rento berencana untuk langsung menembak Silesta hari itu juga.

"Aduh, gimana aku ngomongnya ya?" ucap Rento gugup.

"Santai saja Ren, pokoknya jangan terlalu menggebu-gebu" kata Chrisben Palsu.

"Iya Ren, santai saja" ucap Shinrai, "lakukan seperti aku menembak Caroline!"

Yup, Rento juga meminta bantuan Chrisben Palsu dan Shinrai untuk menciptakan suasana romantis.

"Haaah.... masalahnya Silesta bukan ai Caroline...." kata Rento lemas.

"Eh, itu dia! Bersiaplah kapten!" ucap Chrisben Palsu.

Rento langsung memasang posisi, sementara Shinrai dan Chrisben Palsu bersembunyi dan memutar musik romantis. Silesta langsung duduk dan memegang tangan Rento.

"Argh.... a.... aku..." ucap Rento gugup, "ehem, aku mau bilang sesuatu...."

"Aku juga, tapi kamu duluan aja gapapa" kata Silesta.

"Aku menyukaimu Silesta, mohon biarkan kraken ini berkuasa di lautan cintamu" ucap Rento.

Silesta sejenak terdiam, "iya, aku tahu...." ucapnya ragu-ragu.

"Ada apa Si?" tanya Rento, "apa itu iya atau tidak?"

"Entahlah Ren, sulit dijelaskan...." kata Silesta.

"Kamu lebih memilih Sam?" tanya Rento.

"Bukan itu, rasanya aku takkan bisa memilih siapapun dari kalian" kata Silesta.

Silesta bercerita bahwa perusahaan tempat ibunya bekerja bangkrut, sehingga perekonomian mereka tidak terlalu baik saat ini. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan kenalan George (ayah Silesta) sewaktu masih menjabat dahulu. Kenalan tersebut bersedia membiayai Silesta dan ibunya, jika Silesta mau menikahi putranya.

"Jadi kamu dijodohkan...." ucap Rento.

"Aku ingin menolong ibuku, tapi aku nggak suka sama anak kenalan ayahku itu..." isak Silesta, "rasanya percuma kalian memperebutkan aku begitu...."

"Tunggu, itu beneran?!" sahut Sam'un yang tiba-tiba melompat dari semak-semak.

Silesta mengangguk, "maaf ya Ren, Sam, usaha kalian jadi sia-sia...." isaknya.

Rencana ngedate itu langsung batal, baik Rento dan Sam'un tidak berkata apapun saat Silesta beranjak pergi dari alun-alun itu. Namun sesuatu terjadi saat Silesta hampir sampai rumahnya....

"Hiks.... TAK ADAKAH CARA UNTUK MENGHINDARI PERJODOHAN INI?!!" teriak Silesta.

"Aku bisa bantu" ucap Chrisben, sambil melakukan kabedon pada Silesta.

Belum sempat berteriak, Silesta langsung disetrum oleh Chrisben hingga pingsan. Identitas sang malaikat maut aman karena dia memakai topeng. Chrisben membelai pipi Silesta yang sudah tak sadarkan diri....

"Kamu bukan Marina, tapi kamu sama cantiknya...." goda Chrisben, "nggak heran, pemenang kontes kecantikan tahun lalu...."

◇○◇

Keesokan harinya, Rento dan Sam'un hanya duduk lemas di kelas. Memikirkan bagaimana Silesta akan dijodohkan....

"Terlepas dari kami yang nggak rela...." ucap Sam'un.

"....kasihan si Silesta, dia nggak bisa memilih" sambung Rento.

Para pejuang yang lain melihat dari kejauhan....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Code Lyoko DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang