RASA KAGUM RARA

23 2 0
                                    

Percakapan semalam seperti menjadi dongeng pengantar tidur bagi Rara. Entah, kekuatan apa yang terkandung dari percakapan itu, yang jelas gadis satu ini tidur dengan begitu lelapnya. Mungkin karena ia berhasil mencurahkan segala hal yang mengganggu di pikirannya, atau karena ia senang bisa berbicara dengan sosok yang di nilainya menyenangkan seperti Bagas.

Hari ini, gadis itu mengawali harinya seperti biasa. Bangun, solat subuh, mandi, menyiapkan sarapan, lalu menembus dinginnya pagi untuk berangkat ke sekolah. Bagi Rara, Hari Selasa adalah hari yang tak kalah beratnya dengan Senin. Hari ini ia akan bertarung dengan rentetan mata pelajaran yang cukup membuat otaknya mendidih. Pagi itu, ia memulai Selasa yang begitu panjang di sekolah dengan mengerjakan tugas membuat desain rumah minimalis di mata pelajaran Seni Budaya. Tugas yang cukup rumit, tapi Rara menyukainya. Namun, selagi ia mengerjakan tugas, entah mengapa pikirannya selalu teralihkan pada sosok Bagas. Rara merasa berkomunikasi dengan Bagas adalah suatu hal yang cukup candu. Gadis itu mengambil ponsel di loker mejanya, dan membuka aplikasi telegram untuk menghubungi bagas. Ternyata, ada satu pesan dari Bagas yang belum sempat ia buka. 

Bagas:

Roster nya apa?

Rara:

Hah?

Apa itu roster?

Bagas:

😭😭😭

Jadwal pelajaran.

Rara:

Oalah 😭

Hari ini ada mapel senbud, agama, sejarah, sama kimia.

Bagas:

Kurikulum lo K-13?

Rara:

Mix sih.

Aku K-13 tapi kurmer juga.

Bagas:

Lo suka mapel apa?

Rara:

Biooo.

Cinta mati ama bioo.

Bagas:

Hahaha, gua juga sih.

Rara:

(send a picture)

Aku lagi bikin desain rumah.

Bagas:

Rumah minimalis? Baguss kokk.

Rara:

Iyaaa, aku bikin aja sembarang 😭

Bagas:

Tapi bagus, mau jadi arsitek?

Rara:

Ga mau.

Aku ga pandai gambar manual.

Tak Akan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang