BERTEMU?

58 1 0
                                    


"Huahhh." gadis itu menguap bosan menatap dinding kamarnya. Matanya sudah cukup berat untuk terbuka tapi tidak kunjung datang rasa kantuk dalam dirinya. Cukup banyak kegiatannya hari ini. Diawali dengan upacara bendera yang mengharuskan ia menerobos dinginnya pagi untuk sampai ke sekolah tepat waktu. Kemudian, kembali pulang ketika matahari mulai kembali ke tempat persembunyiannya. Hari ini gadis itu benar benar telah menghabiskan banyak tenaganya untuk kegiatan kegiatan di sekolah.

Oh ya, namanya Rara. Gadis 17 tahun yang hidupnya hanya tentang berangkat sekolah, datang organisasi, pulang ke rumah, mengerjakan tugas, lalu pergi tidur.  Hidupnya terasa begitu abu abu alias monoton. Setiap langkahnya selalu di bayang bayangi beban berat tentang mimpinya sendiri, dan perannya sebagai seorang anak perempuan pertama di keluarganya. Di masa remajanya ini ia banyak mencoba mewarnai hidupnya yang terasa membosankan. Pernah sekali ia mencoba mengenal cinta, namun ternyata justru luka yang di dapatnya. Iya, bagaimana tidak luka jika manjanya dibalas dengan sikap yang memintanya untuk dewasa. Tanpa diminta, gadis itu sudah selalu berusaha untuk dewasa dalam segala pemikiran dan tingkah lakunya, tapi bukan suatu masalah jika gadis remaja itu membutuhkan pundak untuk tempatnya bersandar sebentar. Ia butuh sosok yang bisa buatnya nyaman dan mengerti dirinya dengan baik.

Kembali pada Rara yang tengah merasa bosan di kamarnya. Gadis itu meraih ponsel yang tergeletak di sebelahnya. Matanya tertuju pada sebuah aplikasi bergambar pesawat kertas di ponselnya. Disentuhnya layar ponselnya, sebuah aplikasi bernama telegram tampil di hadapannya. Entah, apa yang membuat sosok gadis ini tiba tiba ingin membuka aplikasi yang sempat hits di tahun 2020 ini. Tangannya bergerak mengetuk kolom pencarian, ia mengetik kan sesuatu disana. Kemudian muncul sebuah room chat bertuliskan anonymous chat di hadapannya. Tangannya bergerak mengetuk tulisan start yang ada di bagian bawah room chat tersebut. Beberapa saat kemudian, ia telah tersambung dengan orang yang sama sama sedang menggunakan room chat itu. Satu, dua, hingga tiga orang sudah ia lewati karena dirasanya tidak sesuai dengan keinginannya. Namun, pada kesekian kalinya ia merasa bahwa orang yang sedang dihadapinya saat itu berbeda. 

Dengan penuh rasa iseng atau coba coba saja, Rara membuka topik pembicaraan dengan penggalan sebuah lagu. Tanpa disangka, orang itu menyambut topik pembicaraan Rara dengan begitu baik. Berawal dari sambung menyambung lirik lagu, dan akhirnya mereka saling mengenalkan daerah masing masing. Rara, ia dengan jujur mengatakan bahwa ia adalah anak dari sebuah pulau di Provinsi Jawa Timur, Madura. Kemudian, laki laki yang menjadi teman chatnya itu juga mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah pulau yang indah, Bali. Percakapan mereka terus berlanjut. Mulai dari hal penting hingga tidak terlalu penting pun menjadi pokok pembahasan keduanya. Tanpa disangka, yang memang menjadi sebuah kebetulan. Ternyata keduanya sama sama berusia 17 tahun. Usia yang kerap disebut sebagai sweet age atau usia termanis bagi seseorang dalam hidupnya. 

Pembicaraan terus berlanjut, Rara yang kala itu sedang dipenuhi pikiran dan bayang bayang tentang masa depan yang terasa begitu rumit, mencoba bertanya pada sosok laki laki yang baru ditemuinya itu. 

😭(Raraa):

Cieee yang lagi mumet mau masuk kuliah.

Semangat yaa anak kelas 12.

Anonymous Chat:

Iya, pengen masuk eligible.

😭(Raraa):

Belum pengumuman?

Anonymous Chat:

Belum, 4 hari lagi.

😭(Raraa):

Waduh, dikit lagi tuh.

Semoga masuk eligible.

Anonymous Chat:

Lo sendiri udah mikir mau kuliah jurusan apa?

😭(Raraa):

Udah ada pikiran sih.

Mau FK atau Fikes

Anonymous Chat:

Gua rencana FK.

😭(Raraa):

IH KOK SAMAAAA 😭

Dalam hati, Rara begitu senang bertemu dengan sosok yang menurutnya punya cita cita yang sama dengannya. Ia berharap setidaknya ia punya topik pembicaraan yang pas jika mereka punya cita cita yang sama. Pembahasan mereka tentang masalah perkuliahan terus berlanjut. Rara merasa ia sedikit mendapat ruang untuk bercerita tentang pikirannya yang sedang di bayang bayangi ketakutan tentang masa kuliahnya nanti. 

Tiba tiba, tanpa Rara pernah menyangka, laki laki itu mohon izin kepada Rara untuk membagikan id telegramnya. Dengan begitu senang hati, Rara mengijinkannya. Setelah itu ia langsung mengklik id yang telah diberikannya, Rara membuka percakapan di room chat dengan kalimat yang sangat klasik, "halo, aku yang di anon." begitu tulisnya.


***

Halo readers, terima kasih sudah membaca bab pertama iniiiii.

Sampai jumpa di bab berikutnya, aku jamin makin makin deh serunya, wkwkwkwk.

Tak Akan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang