MONOLOG HATI RARA

10 0 0
                                    

Berbicara tentang perasaan, mungkin itu satu satunya topik yang paling sulit aku kuasai dalam rentetan panjang topik pembicaraan antara aku dengan orang lain. Entah, aku sendiri juga bingung mengapa tuhan menciptakan aku seperti ini, susah sekali mengerti soal apa itu cinta dan bagaimana bentuk cinta. Mungkin, aku diciptakan benar benar naif soal ini.

Dulu yang kutau cinta itu ketika aku merasa menyukai seseorang karena suatu hal yang berbeda dalam dirinya. Namun, ternyata cinta tak sesederhana itu. Ternyata cinta adalah ketika aku merasa dihargai dan dapat menghargai dalam waktu bersamaan. Ternyata cinta adalah ketika aku merasakan cemas melebihi cemasnya diriku pada diri sendiri saat semua tentangnya tidak baik baik saja. Ternyata cinta adalah tentang bagaimana aku merasa dia ada walau tak pernah terlihat oleh mata. Ternyata cinta adalah suatu hal yang tak memerlukan banyak kata mengapa dan kenapa, tidak ada alasan pasti kenapa dan mengapa cinta itu ada.

Bagas, ia yang tanpa sengaja membuatku mengenal bagaimana cinta. Ia yang membuatku bersusah payah mengenal diriku sendiri. Ia juga membuatku mengerti tentang definisi cinta yang sesungguhnya. Bagas bukanlah orang pertama yang membuatku merasakan hati ini menghangat. Namun, ku akui dia adalah orang pertama yang membuatku mengenal bagaimana jatuh cinta yang sesungguhnya.

Segala bentuk perhatian kecil yang aku lihat darinya, seakan membius dan membawaku menemukan ruang tersembunyi di hatiku yang seolah memang disiapkan untuknya. Ketulusan pun terpancar dengan begitu jelas dalam setiap tindak perhatiannya. Bukan aku tak pernah mendapat perhatian yang demikian besarnya dari orang lain, hanya saja ia membuatku merasakan ketulusan dari bentuk perhatian itu. 

Rasanya, aku seperti tidak pantas mendapat semua ketulusan itu.  Dia dengan segala kelebihan yang membuatnya terlihat sempurna di banyak pasang mata, meskipun nyatanya ia tetaplah manusia biasa yang tidak akan pernah mencapai kata sempurna. Sedangkan aku, aku hanyalah seorang gadis perempuan yang juga tak kalah jauh dari kesempurnaan dan tengah sibuk dengan hiruk pikuk kehidupan yang kemudian tanpa sengaja mengenalnya. Kemudian, tanpa izin apapun aku tak sengaja merasakan cinta bersemi di hati kecilku ini. 

Aku sendiri belum tau pasti, apakah ia merasakan rasa yang sama atau tidak. Aku tidak akan berharap lebih pada apapun tentangnya, meskipun pada kenyataannya ia seakan memintaku untuk berharap. Namun, terkadang sikap dinginnya yang muncul tiba tiba juga seolah memberi isyarat agar aku berhenti.

Dear Bagas,

Aku tidak tau untuk siapa hatimu hari ini, besok, dan hari hari ke depan. Namun, jika kamu memberi aku celah untuk mengisinya, maka aku akan dengan senang hati mengisinya. Aku tidak tau harus berterima kasih dengan cara seperti apa kepada kamu. Semua kalimat yang kamu tuliskan untukku telah membuat aku mengerti bahwa aku tidak pernah berjuang sendiri disini. Terima kasih telah membuat aku merasa di dengar, dan merasa di cintai. Terima kasih telah mengapresiasi hal hal kecil yang aku lakukan, yang bahkan jarang ku dapat dari orang terdekat dalam hidupku sekali pun. Kamu tau? Ada tidaknya aku di hatimu tidak akan pernah mempengaruhi ruang kecil yang kuberikan untukmu di hatiku. Kamu berharga, untuk aku dan kisah hidupku. Aku harap kamu punya rasa yang sama, tapi jika tidak pun aku tidak memaksa. Kita punya hak untuk jatuh cinta dan mencintai. Hal yang harus kamu tau, setiap aku mengingatmua rasanya duniaku berbeda, mungkin jadi sedikit lebih indah rasanya.


Tak Akan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang