SEBUAH PENGAKUAN

9 0 0
                                    

Pagi ini Rara merebahkan kepalanya di atas bangku. Matanya menatap ponsel dengan jemarinya yang sibuk menggeser vidio tiktok satu ke yang lainnya. Bosan, satu kata yang tepat untuk menggambarkan kondisinya saat itu. Sementara di luar ruang kelas rintik hujan turun membasahi tanah yang menciptakan kondisi udara yang begitu sejuk. Namun entah mengapa sejuk itu tidak meresap ke dalam hati seorang Rara. Sejak bangun tidur moodnya acak acakan tanpa ada penyebab yang jelas.

Ting! Sebuah notifikasi membuat jemarinya mengganti aplikasi yang di tampilkan di ponsel miliknya. 

Rania:

Ra, kemarin lo di beliin sesuatu ya sama Bagas?

Rara:

Iyaa, dia cerita ke kamu yaa?

Rania:

Iya, lo suka stroberi kan?

Dia cerita pagi tadi.

Rara:

Hehe, iya aku suka stroberi.

Rania:

Gercep juga ya Bagas nih.

Kalian sebenarnya apa sih? 

Kalian beneran gak ada hubungan apa apa?

Rara:

Hah? Gercep apa nih maksudnya?

Ya beneran lah, emang kenalnya juga baru kapan tuh.

Emang kenapa dah?

Rania:

Ya nggak sih, kaget aja lo gak ada hubungan apa apa tapi Bagas tiba tiba beliin lo makanan gitu, tapi sebelumnya dia emang royal sih anaknya.

Kata Bagas, kemarin lo sampe tremor ya karena baru pertama dibeliin sesuatu sama cowo?

Rara:

Hehe, iya.

Dia juga cerita ya soal itu.

Rania:

Perasaan lo gimana?

Rara:

Perasaan apa?

Rania:

Lo gak punya perasaan lebih sama dia?

Rara:

Gak tau, aku bingung.

Aku mau bilang ada, tapi aku gak tau ini perasaan cinta atau cuma kagum aja.

Rania:

Kalau misal dia sakit, lo khawatir kan?

Rara:

Iyaaa.

Rania:

Tak Akan HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang