Baby 37.

714 81 18
                                    

Day, Singto, Mile, Zee dan juga Boss sama sama sedang sibuk dengan pikiran nya masing masing. Semua kejadian yang terjadi hari ini benar benar menguras tenaga dan juga pikiran mereka, baru saja mereka di kejut kan dengan markas mereka yang di hancur kan hingga menyebab kan mereka kehilangan banyak anak buah mereka dan kali ini mereka harus kembali menerima kenyataan bahwa ternyata Archiel adalah putra dari musuh besar mereka selama ini.

"Gue dan yang lain sudah berhasil membuat Sean untuk keluar dari mansion ini karena gue ingin lo dan Iyel bisa kembali tinggal di mansion ini dengan tenang, tapi siapa sangka kenyataan yang gue terima hari ini benar benar membuat gue terkejut" ucap Singto yang membuat Zee, Boss dan juga Mile menatap ke arah nya.

"Gue juga gak abis pikir bagaimana bisa kita tidak mengetahui nya sedari awal, kalau ternyata Iyel kesayangan kita adalah putra dari bajingan tua itu" sambung Boss.

"Tapi Day, lo serius cuma akting mencintai Iyel selama ini? Lo gak bener bener punya perasaan sama dia, walaupun itu hanya sedikit?" Tanya Zee pada Day yang saat ini sedang duduk terdiam di sofa single.

"Lo gak mungkin gak punya perasaan ke Iyel kan Day, secara selama ini kalian selalu menghabis kan waktu bersama bahkan kalian juga sering berbagi kenikmatan, jadi tidak mungkin rasanya kalau lo gak punya perasaan ke Iyel" ucap Mile yang membuat Day menghela nafas nya dengan kasar.

"Stop ikut campur urusan gue, dan berhenti membicarakan anak itu" sahut Day kepada teman teman nya.

"Kalau Iyel gak lagi hamil anak lo kita semua gak akan ikut campur Day, apalagi tadi gue denger bahwa anak itu akan di keluarkan dengan paksa dari perut Iyel, itu yang gue pikirin sedari tadi Day" ucap Singto lagi

"Gue cabut" ucap Day yang sudah beranjak dari duduk nya. "Lo mau kemana Day?" Tanya Mile.

"Gue mau nenangin pikiran gue, kalau ada apa apa segera hubungi gue" ucap nya dan setelah nya Day pun mulai pergi keluar untuk menuju mobil nya.

.

.

.

.

Archiel sendiri saat ini sudah berada di dalam kamar nya, Archiel sedang duduk sambil memeluk kedua kaki nya di atas ranjang. Air mata terus mengalir dari kedua mata nya saat ia mengingat Day yang memutus kan hubungan kedua nya secara pihak tadi, padahal saat ini Archiel sedang mengandung anak Day dan Day mengetahui hal itu tetapi tetap saja itu tidak membuat Day merubah keputusan nya.

"Apa yang sedang keponakan uncle pikirkan saat ini, sampai wajah mu basah seperti ini" ucap Ken yang saat ini sedang menghampiri Archiel di ranjang. "Di mana daddy?" Tanya Archiel pada paman nya.

"Daddy mu sedang berbincang dengan seorang dokter di ruangan kerja nya" ucap Ken yang membuat Archiel menatap ke arah nya. "Jadi daddy benar benar akan melakukan hal itu? Tidak bisa kah daddy merubah keputusan nya, bukan kah anak ini adalah cucu nya?" Tanya Archiel lagi pada Ken.

"Memang, tetapi tetap saja darah yang mengalir di dalam tubuh bayi itu adalah darah dari orang yang paling di benci oleh Ayah mu" ucap Ken yang membuat Archiel mengusap perut nya. "Aku tidak ingin kehilangan anak ku uncle, aku sudah kehilangan kekasih ku apa sekarang aku harus kehilangan putra ku juga" ucap nya pada Ken.

"Uncle akan menghampiri daddy mu dulu, nanti uncle kembali lagi" ucap nya yang kemudian berlalu dari kamar Archiel.

"Iyel" panggil Biru yang masuk ke dalam kamar Archiel setelah Ken keluar dari dalam kamar Archiel. "Mau apa lo kesini?" Tanya Archiel ketus.

"Lo beneran hamil?" Tanya Biru yang di angguki oleh Archiel. "Terus lo mau gimana?" Tanya Biru pada sepupu nya itu.

"Gue mau mempertahan kan nya tetapi daddy tidak mengijin kan, gue harus apa Biru"

My Baby 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang