Halo, dear!Selamat datang di karya ke-empat
kuu, semoga cerita kali ini ga
kalah ramai dari cerita2 sebelumnya,
hehe.Ini adalah pertama kalinya aku nulis
genre fantasi tentang transmigrasi,
semoga kalian suka ya, sama
ceritanya 💟🌷🌷🌷HAPPY READING 🌷🌷🌷
🌷
🌷
🌷
🌷
Sejak subuh tadi hujan belum juga kunjung mereda. Nampak awan yang gelap, sesekali disertai dengan suara guntur yang terdengar.
Seorang gadis memakai hoodie abu-abu oversize, terlihat tengah duduk di teras depan rumah sembari mengikat tali sepatu.
Kemudian ada wanita setengah baya tiba-tiba muncul dan berdiri ambang pintu. "Din, kamu tetap mau pergi sekolah? Ini cuacanya buruk, lho. "
"Iya, Bu. Aku tetep mau pergi. Sayang loh, bu, kalau alpa satu hari cuma gara-gara cuaca. " Jawab gadis itu, kekeh ingin pergi sekolah meski beberapa kali ibunya memperingati.
Selesai ia mengikat tali sepatu, ia pun langsung bangkit dan menyalimi tangan sang ibu untuk pamit ke sekolah.
"Aku pergi dulu, ya, bu, "
"Iya, Nak. Hati-hati, jangan lupa bawa payungnya! "
Sesudah berpamitan, gadis itu pun langsung beranjak pergi. Tidak lupa membawa payung putih sebagai pelindung dari air hujan. Ia berjalan kaki dari rumah menuju sekolahnya, karna jarak rumah dan sekolahnya terbilang lumayan dekat.
Gadis itu adalah Radhinia Atma Mahaputri. Siswi SMA Cempaka Putih yang masih duduk dibangku kelas 10.
Orang-orang kerap memanggilnya dengan sebutan Dinia. Gadis berkulit sawo matang yang identik dengan rambut yang selalu ia kuncir kuda kemana pun.
Rintik hujan kian deras meneteskan airnya, begitu pun dengan angin yang perlahan berembus kencang.
Dinia merasakan tetes demi tetes air mengguyur tubuhnya mulai dari kepala. Ia lantas berhenti sejenak, lalu melihat kondisi payungnya yang ternyata sudah keropos dan terobek lebar.
"Sial, bisa-bisanya, nih payung robek pas lagi keadaan gini, " kesal Dinia.
Ia lantas menutup payungnya yang sudah tidak bisa berfungsi itu. Kemudian ia memutuskan untuk berlari menembus rintik hujan agar bisa cepat sampai ke sekolah.
Namun, ketika ia menyebrang, sebuah mobil tiba-tiba melaju dari samping kanan. Dinia yang tak hati-hati dan kurang melihat kendaraan di sekitarnya, lantas terkejut ketika mendengar suara klakson dari mobil itu.
Ketika ia baru ingin menoleh pada mobil abu-abu di sampingnya, tiba-tiba saja mobil itu menabraknya. Dan kecelakaan yang tak diinginkan pun terjadi.
Ia masih bisa merasakan dikala tubuhnya jatuh tersungkur diatas aspal, lalu pandangannya mulai memburam dan semua terlihat gelap.
~~~~~~~~~
Dinia membuka matanya perlahan, sayup-sayup ia mendengar seperti ada suara pria yang tengah menjelaskan sesuatu di dekatnya.
Beberapa kali ia mengerjap untuk memperjelas penglihatannya. Hal yang pertama kali ditangkap oleh indera penglihatannya adalah, kini ia berada di dalam sebuah kelas dengan para penghuni kelasnya yang nampak begitu asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi
FantasyRadhinia Atma Mahaputri, gadis dengan sifat bobrok, sedikit tomboy, dan bar-bar itu, semula mengalami insiden tabrakan mobil ketika ia dalam perjalanan menuju sekolah. Sehingga menyebabkan jiwanya mesti terjebak dalam raga seorang gadis asing bernam...