🌷08: Gladys bisa masak?

280 28 2
                                    


🌷🌷🌷Happy Reading 🌷🌷🌷

.

“Les tambahan apa yang pulangnya sampai kesorean gini? Kamu les apa abis jalan sama om-om? ”

“Papa! ” Tegur Aliya kala mendengar ucapan suaminya itu, dia kemudian beralih menatap Gladys. “Glad, kamu jujur sama Mama, kamu abis darimana? ”

“Abis les, Ma, ” Jawab Gladys berbohong.

“Bohong! ” sentak Gama, “Anak kelas sepuluh nggak ada jadwal les tambahan. Lo kalau jawab tuh yang jujur, lo tau ga? Gue pusing nyariin lo di sekolah tadi! Lo bisanya cuma bikin orang kesusahan! ”

“Udah berani bohong, ya, sekarang? ” celetuk Naren, menatap Gladys dengan tajam.

Aliya menghela napas, “Glad! Jawab Mama jujur, kamu abis jalan sama siapa? Kenapa ga minta izin dulu sama Mama atau nggak sama Gama? Kamu bikin Mama khawatir tau nggak! ”

“Lo abis jalan sama siapa? Cowok apa cewek?! ” Tanya Gama ngegas.

"Co--cowok, ” jawab Gladys mendadak jadi gugup.

“Apa?! ” Kaget Aliya mendengar jawaban Gladys, “Kamu jalan sama cowok? Glad, Mama 'kan udah sering larang kamu jangan pernah jalan atau dekat sama cowok! Tapi kamu malah ngelanggar sekarang! ”

“Anak sialan! Kalau kamu kenapa-napa nanti siapa yang pusing? Siapa yang harus menanggung malu? Pikirlah! Dasar anak bodoh! ” Cerca Arsan.

“Ma--maaf, ” cicit Gladys menunduk.

“Siapa cowok itu? ” Tanya Naren dengan tatapan penuh selidik pada Gladys.

“Kakak kelas, ” Gladys menjawab pertanyaan Naren.

“Jangan bilang Daffa? ” Celetuk Gama, ia menduga bahwa Gladys pasti bepergian bersama dengan sahabatnya itu.

“I--iya, Daffa cowoknya, ”

“Udah gue tebak, lo tuh emang kegatelan sama temen gue! Abis kemana aja lo sama dia? Lo udah diapain aja sama dia?! ”

Gladys menyorot Daffa tajam, “Maksut lo? ”

“Tanpa gue perlu perjelas lagi lo mestinya udah paham! Dasar cewek murahan, mau aja jual murah ke temen gue! ” ketus Gama dengan kalimatnya yang begitu merendahkan Gladys.

“Eh! Lo jangan ngomong seenaknya, ya! Gue pergi jalan sama Daffa tapi kita ga ngapa-ngapain! Gue bukan cewek lonte yang kayak lo pikirin! ” balas Gladys mulai kesal.

“Oh, begitu kah? ” Gama membuat-buat ekspresi terkejut, “Yah gue juga ga yakin, sih, kalau temen gue Daffa mau sama lo. Secara, diliat dari penampilan lo aja, ga ada yang menarik! Mana ada cowok yang mau sama lo?! Mending lo berhenti sukai temen gue, dan sadar diri! Lihat di cermin penampilan lo yang burik itu! ”

Gladys mendengkus geli seraya bersidekap dada, “Kok malah jadi bawa-bawa penampilan gue? Apa lo udah merasa sempurna sampai ngatain gue burik? Fuck it!

Gama mendekati Gladys, emosi dengan cara bicara gadis itu, “Lo udah mulai nunjukin sifat asli lo ya sekarang? ”

“Kalau iya, kenapa?! ”

“Stop! ” Aliya menghentikan perdebatan kedua anaknya itu. Ia menatap Gladys, “Glad, sini ponsel kamu! ”

Gladys mengernyit, “Ha? Buat apa, Ma? ”

“Sini! Kasih aja ke Mama cepat, ” Perintah Aliya.

Menghela napas gusar, Gladys pun menyodorkan ponselnya pada Aliya. Entah apa yang akan dilakukan wanita itu?

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang