🌷24: Bak Adegan Ftv

157 16 0
                                    


Malam harinya, Gladys tampak berbaring di ranjang kamarnya sembari menatap foto-foto ia bersama Daffa dan Gama tadi kala di pantai. Ia tersenyum, melihat foto dirinya dan Gama yang sangat lucu. Dan juga foto dirinya dan Daffa yang membelangi kamera, terbilang cukup aesthetic.

Gladys memasukkan foto ia dan Gama, beserta foto ia dan Daffa ke status whatsapp nya. Meski ia tidak berharap banyak status itu akan dilihat banyak mata. Maklumlah, jumlah kontak di WhatsApp Gladys sangat sedikit.

"Captionnya apa, ya?" Gumam Gladys, melipat bibirnya seraya berpikir sejenak. Ia lalu mulai mengetik caption dibawah foto ia dan Gama. "Sunset with anjing kesayangan, ini aja, deh captionnya!"

Kemudian ia kembali menulis caption untuk foto dirinya dan Daffa, "Senjanya indah banget kek masa depan aku sama kamu, anjayyy!"

Gladys jadi terbahak-bahak sendiri dengan caption dan status yang ia tulis. Tidak berselang lama, sebuah notifikasi pesan muncul di whatsapp Gladys. Sepertinya seseorang membalas ceritanya.

Gladys yang asli!
[Lo udah akur bngtt ya sama abang gw sekarang:(]
[Bahkan, lo sama crush gue keliatannya deket bngtt.]
[Gak nyangka gw, lo bisa sedeket itu sama mereka berdua.]
[Pasti enak, ya, jadi gue?]

Gladys mulai mengetik, membalas pesan pemilik raga orang yang ditempatinya.

Anda
[iyaaa, gue emang udaaa sedekett itu sama mrka]
[gue hepiii bngtt jadi lo, jujurr]
[Gama care bngttt sama gue, dan Daffa makin perhatian ke gue]
[Seneng banget rasanya diperhatiin 2 cwo ganteng aghh]
[u know? gw udah bikin kedua abang lo itu jadi akur dan sayanggg sama gw]


Gladys yang asli!
[Lo nggak usah bikin gw iri!]
[biar begitupun, lo nggak bisa kan bkin bokap gue akur sama lo kan?]
[susah bkin bokap gw luluh, gue yakin lo ga bisa!]

Anda
[Kata siapa?]
[justru bokap lo yg duluan minta maaf ke gw, dia udh nyesel krn dulu sering ngejahatin lo, dan dia perlahan-lahan udaa mulai menerima kenyataan klo kematian Nara itu udah takdir!]

Gladys yang asli!
[Nggak mungkin!!!]
[Lo pasti bohong 'kan?]
[Gak mungkin bokap gw maafin gw!]
[Lo ngapain aja sampai dia bisa maafin lo?]

Anda
[males gw ceritain]
[lagian lo, bukannya bersyukur udh dimaafin, malah gak percaya gitu! ]

Gladys yang asli!
[ck, lo tinggal ngetik apa susahnya, sih]
[Buruan cerita ayolahhh!]

Anda
[males, ah.]
[gw mau turu dulu, bye.]


Tanpa menunggu balasan pesan dari Gladys yang asli, Gladys lantas langsung meletakkan ponselnya di nakas, kemudian memejamkan matanya menjemput alam mimpi.

~~~~~~~~~

Pagi hari pun tiba. Sayup-sayup Gladys kembali membuka matanya, menyambut sinar yang masuk lewat celah jendela menyapa retinanya. Pelan-pelan ia bangun lalu duduk, menguap dan melakukan sedikit peregangan diatas kasur. Ciri khas orang yang habis bangun tidur. Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar.

"Aduh, siapa, sih pagi-pagi udah ngetuk pintu?" Omel Gladys, ia berjalan dengan langkah gontai membuka pintu kamar yang ia kunci.

Ketika knop pintu kamar terbuka, memunculkan seorang wanita paruh baya bermanik teduh yang menatap Gladys dengan senyuman hangatnya. Siapa lagi kalau bukan Aliya.

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang