🌷09: Noda merah

279 30 2
                                    


🌷🌷🌷Happy Reading🌷🌷🌷

.

Aliya tampak mendekati kulkas dan membukanya. Ia melihat stok barang-barang di kulkasnya sudah mulai habis.

“Stok kulkas udah mulai abis, ” gumamnya, tiba-tiba muncul ide di kepalanya. ”Gimana kalau aku suruh Gladys, Naren, dan Gama belanja di supermarket? ”

“Biar mereka makin bisa dekat juga, ” lanjut Aliya tersenyum. Ia berniat ingin menyuruh ke-tiga anaknya itu untuk berbelanja di supermarket yang berada tak jauh dari rumah mereka.

“Naren!! Gama!! Gladys!! ” Teriak Aliya dari arah dapur.

Terdengar suara Naren, Gama, dan Gladys yang saling menyahut. Tidak lama, ketiga anak manusia itu muncul di hadapan Aliya.

“Mama kenapa manggil? ” Tanya Gama, terlihat dia masih sibuk memainkan game di gadgetnya.

“Ini, stok kulkas kita udah mulai abis, ” ucap Aliya.

“Terus? ”

"Jadi ... Mama mau minta kalian bertiga belanja isi stok kulkas di supermarket. ” tutur Aliya.

“Hah? Kita bertiga? ” ujar kompak Gama dan Naren. Mereka melirik ke arah Gladys yang juga menatap mereka bergantian.

“Iya, kalian bertiga, ” ujar Aliya.

“Duh, Ma. Kok harus kita? Kan biasanya Mama nyuruh pembantu, ” protes Naren, ia malas saja jika harus pergi dengan Gladys. Karena ia sudah pengalaman. Menurutnya, Gladys itu sangat merepotkan. Ketika saat jalan ia wajib dijaga, di paling depankan, dan yang membuat Naren kesal, gadis itu suka sekali mengeluh saat cuaca di luar panas.

“Tapi Mama maunya kalian yang beli. Masa cuma belanja isi kulkas doang ga bisa bantuin Mama? ”

Naren menghela napas, “Bukannya ga bisa, Ma. Tapi ... emang harus bertiga gitu perginya? ”

“Ya, harus! ”

"Ma, gimana kalau aku sama bang Naren aja yang belanja. Gladys biar di sini, dari pada dia panas-panasan di jalan siang-siang gini, ” celetuk Gama yang sebenarnya ia tidak ingin gadis itu juga ikut bersama mereka.

“Nggak! Kalian harus pergi bertiga! ” Tegas Aliya tak bisa dibantah. Ia menyoroti Gama dan Naren yang malah saling diam. Lantas ia mendengkus, “Kalau kalian ga bisa bantuin Mama, yaudah biar Mama aja yang beli sendiri ke supermarket. Punya anak tiga, tapi ga ada satupun yang bisa bantu! ”

“E-eh, jangan gitu dong, Ma, yaudah kita bertiga ke supermarket, deh, ” ucap Gama pasrah mewakili Naren.

“Nah, gitu dong! Yaudah, sekarang kalian siap-siap, ini uangnya, ” Aliya menyodorkan beberapa lembar uang  merah dan diterima oleh Naren.

“Kami kesana pake mobil aja, ya, Ma? ” ujar Gama.

“Nggak! Jalan kaki! ”

“Lah? Kok jalan kaki, sih, Ma? ” protes Gama.

"Sesekali. Biar sehat, ” Jawab Aliya, membuat anak lelakinya itu menghembuskan napas gusar.

“Yaudah, ayo kita pergi, ” ajak Naren dengan malas, hendak berlalu.

~~~~~~~

“Lo kenapa ga bawa payung? ” tanya Naren kala mereka berjalan keluar dari mansion.

“Payung? Ngapain? ”  Gladys bertanya balik.

“Ya buat lindungin lo dari sinar matahari lah. Gue tuh paling males kalau udah denger lo ngoceh sepanjang jalan cuman ngeluh panas! ” Bukan Naren yang menjawab, tapi Gama. Nada bicaranya terdengar cukup ketus.

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang