🌷🌷🌷Happy Reading 🌷🌷🌷.
Gladys masih terlelap nyenyak dalam tidurnya, sementara waktu sudah menunjukkan pukul 06: 30. Dan seharusnya kini ia sudah bangun dan mesti bersiap-siap pergi sekolah. Namun, matanya masih terpejam erat dan suara ngoroknya juga sesekali terdengar.
Pintu kamarnya terbuka, memunculkan sosok Gama yang terlihat sudah rapi memakai seragam lengkap dengan atribut sekolah. Lelaki itu melirik sang adik yang nampak masih tertidur pulas.
Menghela napas jengah, Gama menyingkap selimut tebal yang tadinya masih terbalut hangat di tubuh Gladys. Ia memutar bola mata malas.
“Bangun! ” Pinta Gama, akan tetapi tak ada respon dari sang empu.
Sedikit kesal, Gama mengguncang-guncangkan kaki Gladys berharap gadis itu segera terbangun. “Bangun sekarang atau tinggal? ”
Akhirnya, cara Gama berhasil. Gladys nampak mulai bergerak, sayup-sayup ia mulai membuka mata dan melenguh pelan. Pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah Gama yang tengah berdiri seraya terus menatapnya.
“Pagi-pagi udah dapet pemandangan indah! ” gumam Gladys tersenyum melihat Gama, meski ia masih mengumpulkan kesadarannya secara total.
“Udah setengah tujuh dan lo baru bangun? Pergi sekolah sendiri! Gue ga mau sampai telat gegara lo! ” ketus Gama dan segera keluar dari kamar Gladys.
“Pagi-pagi udah ketus aja, ” decak Gladys, ia mengucek-ngucek matanya sejenak. Tiba-tiba ia baru sadar kalau tadi Gama bilang ini sudah pukul setengah tujuh, reflek ia langsung terperanjat kaget. Netranya kemudian melirik jam dinding berbentuk hati yang terpajang di tembok kamarnya.
“Whattt? Bener! Udah jam setengah tujuh. Wanjirrr! Gue belum mandi asuuu! ” Detik itu pula Gladys langsung ketar-ketir. Ia bangkit dari tempat tidur dan buru-buru merampas handuk di gantungan, kemudian segera berlari ke kamar mandi.
Kurang lebih sepuluh menit Gladys menyelesaikan ritual mandinya. Setelah itu ia mengenakan seragam dan atribut sekolah dengan gerakan secepat kilat. Lalu merampas ransel dari meja belajarnya sembari menguncir kuda rambutnya dan tanpa memoles apapun di wajah. Gladys menuruni anak tangga menuju lantai bawah dengan langkah terburu-buru.
"Glad!!! ” Suara Aliya terdengar memanggilnya dari ruang makan.
“Iya, Ma!!! ” Sahut Gladys berteriak seraya berjalan menuju ruang makan. Dapat ia lihat sosok Arsan, Naren, dan Aliya tengah menyantap roti tawar bercampur selai dengan nikmat.
“Glad, kok kamu baru siap? Ini dikit lagi udah jam tujuh loh, apa kamu ga takut telat? ” tanya Aliya.
“Gladys tadi telat bangun, Ma, ” jawab Gladys dengan cengirannya.
“Yaudah, sekarang cepat sarapan, dikit lagi udah mau jam tujuh! ” Perintah Aliya.
Gladys mengangguk, kemudian duduk di sebelah wanita paruh baya itu. Aliya dengan telaten menyiapkan sepiring roti tawar dilapisi selai coklat juga segelas susu ia letakkan di depan Gladys.
Gladys pun mulai melahap roti tawar di depannya. Rasanya nikmat sekali, sungguh. Ternyata, begini sarapan orang kaya setiap pagi.
Mantep, dah pagi-pagi disuguhkan sama roti dan susu. Beda cerita kalo gue di rumah asli gue, pagi-pagi udah di suguhin sama tahu tempe plus sambel terasi. Batin Gladys sembari menggigit roti itu dengan ukuran besar. Tak sampai semenit, roti itu sudah habis dilahapnya. Mengingat waktu yang sudah mepet dengan jam masuk sekolah, Gladys meneguk segelas susu dengan cepat sampai tak bersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi
FantasyRadhinia Atma Mahaputri, gadis dengan sifat bobrok, sedikit tomboy, dan bar-bar itu, semula mengalami insiden tabrakan mobil ketika ia dalam perjalanan menuju sekolah. Sehingga menyebabkan jiwanya mesti terjebak dalam raga seorang gadis asing bernam...