🌷30: Brithday [Epilog]

266 16 6
                                    

"Happy Ending? Sebuah akhir
yang bahagia untuk sang tokoh
utama, bukan?"

_I'M NOT GLADYS_

🌷🌷🌷🌷





Malam ini adalah malam perayaan hari ulang tahun Gladys, tepatnya jam dua belas nanti, usia gadis itu bertambah satu tahun.

Banyaknya manusia tampak berseliweran di halaman dan dalam mansion milik Arsan Family. Halaman mansionnya telah diatur dan di tata sedemikian rupa sehingga menciptakan nuansa yang indah nan aesthetic.

Gladys kini nampak baru saja turun dari tangga, dituntun oleh kedua abangnya yang tak lain adalah Gama dan Naren. Ia berjalan layaknya tuan putri. Gladys terlihat sangat anggun malam ini dengan dress biru tua yang ia kenakan, juga make-up dan gaya rambut blonde nya yang sangat memesona.

Dengan hati-hati, Gladys berjalan mendekati tempat yang sudah di sediakan spesial untuknya. Ia berdiri di sana dengan memapangkan senyuman manis. Beberapa orang datang mengucapkan selamat padanya, juga memberinya sebuah kado.

"Gladys kuuu! Selamat ultah sayang!!!" seru Riska yang baru saja datang bersama Bunga, Livia, dan Nina. Ia memeluk teman yang sudah ia anggap seperti sahabatnya sendiri.

Gladys membalas pelukan Riska, "Thanks atas ucapannya, Ris."

"Kita juga ucapin selamat, ya, Ris!" ucap Nina mewakili yang lain, Gladys membalas anggukan sambil tersenyum.

"Glad, ini, gue bawa hadiah buat lo," ujar Bunga tiba-tiba, ia nampak menyodorkan sebuah kotak kado untuk Gladys.

Gladys dengan senang hati menerima kado dari Bunga, "Aaaa, thankyou my bestie!"

"Oiya, Glad! Ini juga kita punya kado, loh,  buat lo!" Seru Nina.

"Kalian taruh aja kadonya di sana, ya!" Perintah Gladys menunjuk sebuah meja besar di dekatnya yang tampak di penuhi dengan kado dari para tamu undangan. "Sekali lagi, thankyou very much karena udah datang dan ngasih gue kado."

"Sama-sama, Gladys!" Kompak mereka berempat.

"Oiya Glad, boleh duduk ga? Kaki gue keren berdiri mulu," ucap Livia.

"Boleh, gak ada yang ngelarang 'kok. Duduk aja dimana terserah kalian," ucap Gladys mempersilahkan.

"Kalau duduk dekat prasmanan? Boleh gak, Glad? Biar gue bisa ngusir nyamuk yang mau hinggap di makanan lo." Kata Livia cengengesan.

"Yee alesan jagain nyamuk! Bilang aja lo mau makan! Pikiran lo emang makan mulu, ya!" ketus Riska pada Livia.

"Ih udah, gak usah banyak bacot, duduk di sana, yuk! Udah keren banget kaki aing!" Ajak Nina, dan ke empat gadis itu pun berjalan menuju tempat duduk yang sudah disediakan.

Netra Gladys tak henti-hentinya melirik ke sana ke mari, seolah tengah mencari keberadaan seseorang. Dinia sama temen-temennya mana, ya? Batin Gladys melipat bibir, ia menduga mungkin saja Dinia dkk belum datang.

"Glad?" Suara Daffa tiba-tiba terdengar.

Gladys yang arah pandangannya masih terpaku pada pintu masuk lantas langsung mengalihkan pandangannya kepada lelaki di depannya. "Eh, Daffa?" Gladys tersenyum kikuk.

"Selamat ulang tahun, ya, sayang," ucap Daffa tersenyum pada Gladys.

"Makasih, Kak Daf, eh--Kakak sayang!" balas Gladys malu-malu.

Daffa terkekeh mendengar ucapan Gladys dengan raut wajah gadis itu yang malu-malu. Sangat lucu di mata Daffa. "Oiya sayang, kamu cantik banget malam ini."

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang