🌷06: Library

288 33 2
                                    


🌷Happy Reading 🌷

.

“Glad? Lo ga keluar istirahat? ” tanya Bunga pada Gladys yang sedari tadi nampak fokus mengerjakan soal matematika.

"Ngga, lo aja, ” Jawab Gladys.

“Tumben, rajin. Yaudah, deh gue ke  kantin, ya. Lo ga mau nitip? ”

Gladys berfikir sejenak, “Eem, boleh deh. ” Ia kemudian merogoh-rogoh uang dari saku seragamnya, lalu menyodorkan pada Bunga. “Tolong beliin gue susu strawberry, roti coklat, sama snack apa aja terserah. ”

“Hah? Susu strawberry? Bukannya lo paling anti? Kan dari dulu lo paling ga suka susu strawberry, ” ucap Bunga.

Dalam hati Gladys merutuki selera Gladys yang asli. Susu strawberry yang rasanya begitu enak bisa-bisanya tidak ia sukai. Menjengkelkan.

"Sekarang gue udah suka, beliin aja buruan! ” pinta Gladys.

“I--iya, deh. ” Bunga pun langsung beranjak keluar kelas pergi menuju kantin.

Sesampainya di kantin, ia langsung memilih beberapa snack dan minuman dingin, tidak lupa dengan roti coklat dan susu strawberry titipan Gladys. Setelah itu ia beranjak membayar, kemudian segera pulang dari kantin.

Tepat ketika ia berjalan di koridor, suara berat seseorang menyapa indera pendengarannya. Terlihat Gama dari lawan arah memanggilnya dan berjalan menghampirinya.

Kak Gama mau ngapain? Batin Bunga.

“Anter gue ke Gladys sekarang! ” ucap Gama begitu tiba di depan Bunga.

Bunga yang kebingungan lantas bertanya, “Mau apa, Kak? ”

“Nggak usah banyak tanya lo! Cepet antar gue ke dia sekarang! ” ucap Gama dengan nada tegas.

Bunga pun hanya bisa pasrah. Ia berjalan menuju ke kelasnya di ekori Gama. Entah apa yang dilakukan cowok itu? Ia terlihat begitu marah. Semoga saja tidak akan terjadi keributan.

Sesampainya di kelas, nampak Gladys menyambut Bunga dengan tatapan mata berbinar-binar. Lebih tepatnya ia menatap  kresek jajanan yang ada di genggaman gadis bermata sipit itu.

“Akhirnya pesanan gue sampai, ” ujar Gladys penuh semangat,  kerongkongan nya terasa haus dan perutnya juga sudah terasa lapar. Ia menjatuhkan pulpen di genggamannya, lalu merampas kresek dari tangan Bunga.

"Untung lo cepet pulangnya, Bun. Cacing di perut gue udah pada demo, nih! ”

“Glad, itu abang lo--”

“GLADYS!!! ” Suara Gama menggelegar, ia terlihat berjalan menghampiri Gladys dengan raut wajah marah.

Gladys lantas kaget, bungkusan snack yang baru dibukanya tak sengaja ia robek dengan kuat sampai isinya berhamburan jatuh ke lantai.

“Gue mau bicara sama lo! ” Gama menarik lengan Gladys dengan kasar, menyeret gadis itu keluar kelas sampai ia dijadikan pusat perhatian teman-teman kelasnya.

“Apaan sih, main narik-narik, ” Gladys kebingungan, ia belum saja sempat memakan salah satu jajanannya, tiba-tiba saja Gama langsung menariknya keluar. Ia lalu berteriak pada Bunga, “Bun! Simpen jajanan gue, jangan lo abisin sendiri! ”

Gama menarik Gladys menuju koridor dekat toilet yang tampak sepi dan jarang anak-anak berseliweran di sekitar itu.

Gama lalu menghempaskan tangan Gladys kasar. Ia menatap penuh benci pada Gladys.

Gladys tak merasakan tegang sama sekali, justru ia kini nampak mengemil snack potato di bungkusan yang sempat ia bawa tadi.

“Kenapa lo natap gue gitu? ” Tanya Gladys.

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang