🌷🌷🌷Happy Reading🌷🌷🌷.
"Glad, lo pulang bareng kak Gama? " tanya Bunga kepada Gladys ketika mereka sudah sampai di parkiran.
Gladys menggeleng, "Nggak, gue lagi nunggu someone. "
"Someone? Siapa? " tanya Bunga mengernyit.
"Privasi! Kepo lo! "
"Dih, udah mulai rahasia-rahasiaan lo sama gue yee, "
"Biarin, "
Bunga mendengkus kesal, tidak lama ia melihat mobil jemputannya sudah muncul. "Glad, gue duluan yah. Udah di jemput! "
"Iya, hati-hati! " ucap Gladys kepada Bunga yang nampak berlari menuju mobil tersebut seraya melambai tangan ke arahnya.
Gladys membalas lambaian tangan Bunga, lalu netranya bergulir ke sekeliling. Ia sama sekali belum melihat batang hidung Daffa. Pokoknya lelaki itu harus menepati ajakannya tadi, awas saja kalo dia bohong!
Gladys tersentak kaget, kala merasakan seseorang menepuk pundaknya cukup kuat dari belakang. Ia lantas menoleh kepada orang itu.
Dapat ia lihat sosok Daffa berdiri dengan ekspresi menyengir, "Lo ngagetin aja! "
Daffa terkekeh, "Sorry. "
"Jadi nggak, nih? " tanya Gladys, sudah sangat kebelet ingin ke Gramedia.
"Ya jadilah, " jawab Daffa, ia berjalan mendekati motornya seraya memasang helm di kepala, lalu kembali melirik Gladys. "Tapi lo udah izin sama Gama? "
"Izin? Ngapain harus izin ke dia? Emang dia siapa gue? "
"Glad, Gama itu abang lo. Mending lo izin dulu sama dia, gih! " Pinta Daffa, karena ia takut sahabatnya itu mencari-cari adiknya.
"Ih, gak usah! Kelamaan kalau harus izin! Kita langsung pergi aja! " ujar Gladys tiba-tiba ia naik di jok motor Daffa dengan posisi ngangkang.
Daffa menghela napas gusar, "Oke, kalau lo ga mau ijin sama Gama. Tapi seenggaknya kalau mau naik, kasitau dulu. "
Gladys mengernyit dengan ucapan Daffa, apa naik jok motor saja harus memberitahunya dulu?
Daffa tiba-tiba turun dari motor, melepas jaket hitam yang membaluti tubuhnya. Lalu menyodorkan jaket itu pada Gladys.
"Tutup paha lo, " ucap Daffa.
Detik itu Gladys membulatkan matanya. Astaga. Pantas saja Daffa berkata begitu tadi. Lantas ia menerima sodoran jaket dari Daffa, lalu segera menutup pahanya. Sementara cowok itu kembali naik ke atas motor, bersiap untuk melajukan motornya.
"Udah? "
"Iya udah, "
~~~~~~~~
Daffa dan Gladys kini sudah nyaris sepuluh menit berada di Gramedia, setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Dua anak manusia pecinta sastra itu, terlihat sedang berkeliling di tiap rak, mencari dan mengamati buku-buku yang sekiranya menarik untuk mereka jadikan bahan bacaan.
Daffa yang masih asik melihat-lihat buku-buku yang terpajang di rak, lantas sedikit tersentak kala melihat wajah Gladys yang malah muncul di celah-celah kosong ruang rak.
Daffa menghembuskan napas jengah melihat tingkah Gladys. Apalagi kini gadis itu malah menatapnya dengan senyuman lebar.
"Kenapa? " tanya Daffa heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi
FantasíaRadhinia Atma Mahaputri, gadis dengan sifat bobrok, sedikit tomboy, dan bar-bar itu, semula mengalami insiden tabrakan mobil ketika ia dalam perjalanan menuju sekolah. Sehingga menyebabkan jiwanya mesti terjebak dalam raga seorang gadis asing bernam...