🌷13: Masa Lalu

254 26 0
                                    


Sudah baca part 12? ☝

****

Gladys terlihat sedang duduk di taman sekolah sendirian. Ia nampak asik membaca novel yang ia beli dengan Daffa beberapa hari lalu di Gramedia.

Ia begitu terhanyut dalam bacaannya. Sampai ia tidak menyadari, Riska, Livia dan Nina, berjalan mendekatinya dengan sorot mata tajam. Sudah tentu mereka akan melakukan sesuatu pada Gladys.

Tiba di depan Gladys, Riska tak mengeluarkan sepatah kata-pun. Justru ia malah mengambil susu coklat di genggaman Livia, lalu tanpa di duga ia menumpahkan susu coklat itu diatas buku novel milik Gladys.

Gladys reflek terperanjat kaget, ia mendongak. Menyoroti Riska yang ternyata menyiram susu itu ke atas bukunya. Spontan ia berdiri, tatapan nyalang ia layangkan pada Riska. Ia menjatuhkan bukunya begitu saja, dadanya tampak naik turun. Kentara bahwa Gladys tengah menahan emosi kala ini.

"Sebenarnya mau lo apa, jalang?! ” Tanya Gladys mulai jengah dengan kelakuan Riska.

“Sederhana. Gue mau lo ... pindah dari kelas kita! Karena gue nggak mau bersaing perihal nilai sama cewek rendahan kayak lo!! ” Jawab Riska menunjuk Gladys.

“Kalau gue nggak mau, lo mau apa? ”

Riska tersenyum miring, “Gue laporin lo ke Gama, kalau lo udah curang selama ulangan! Maka itu sebabnya nilai lo tinggi 'kan? ”

Gladys menggeleng, tidak habis fikir dengan jalan pikiran Riska. “Ooh, jadi lo iri sama gue cuma karena nilai ulangan gue akhir-akhir ini lebih tinggi dari lo? Harusnya lo sadar diri, tolol! Lo nya aja yang kurang belajar! Intropeksi diri mending!”

“Sialan," umpat Riska. Ia maju lalu mendorong Gladys, “Sekarang lo udah mulai nunjukkin sifat asli lo, ya? Bangsat!”

Tanpa aba-aba, Riska tiba-tiba saja menjambak rambut Gladys membabi buta karena ia sudah kelewat kesal dengan gadis itu. Sementara Nina dan Livia menahan tangan Gladys sampai gadis itu tak bisa bergerak. Kini mereka dijadikan pusat perhatian anak-anak sekitar yang heboh menonton perkelahian mereka.

“Lepas, goblok! Sakit!!! ” jerit Gladys, ia memberontakan diri. Namun sangat sulit baginya untuk bergerak, sebab kedua tangannya di pegang oleh antek-antek si Riska.

“RASAIN! LO EMANG PANTES DIJAMBAK KEK GINI! SIAPA SURUH KURANG AJAR SAMA GUE?! ” Teriak Riska, sambil sesekali tangannya memukul kepala dan punggung Gladys kuat tanpa ampun.

“LEPASIN GUE!!!” 

"KALAU GUE NGGAK MAU, LO MAU APA?”

Gladys yang sudah tak tahan menahan emosi nya yang membuncah. Lantas kali ini ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk memberontak sebisa mungkin. Sampai akhirnya ia berhasil menghempaskan tangan Nina dan Livia yang tadi memegang erat tangannya. Ia menunduk dan mendorong Riska kencang sampai gadis itu mendadak jatuh tersungkur.

Riska kaget ketika melihat pemberontakan dari Gladys. Bahkan kini yang membuatnya lebih terkejut adalah Gladys sekarang menindih tubuhnya, lalu melayangkan tamparan bolak balik ke pipinya. Matanya memanas, buliran bening membasahi pipinya yang sakit. Ia menangis, tatkala merasakan tamparan Gladys yang sungguh keras sampai berhasil membuat sudut bibirnya sobek hingga berdarah.

“LO PIKIR DENGAN LO NGEBULLY ORANG LO BAKAL TERLIHAT KEREN GITU? ENGGAK, JANCOK! LO MALAH KEK PENGECUT!”

“A-ampun, Glad! Ampun, please berhenti!!!”

“ANJING! GUE GA MAU BERHENTI SEBELUM LO MINTA MAAF!!! ”

“I-iya, Glad. Maaf, gue minta maaf. Pliss, jangan mukulin gue lagi, ya. Sakittt .... ” Rintih Riska sembari terisak.

I'M NOT GLADYS ||Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang