III : Not A Normal Person

1.9K 266 2
                                    

  ❝ Kebiasaan adalah jalan yang rata, tak terdapat bunga yang tumbuh di sana. Makanya, menciptakan kebiasaan yang istimewa adalah hal yang luar biasa.

SM : Selamat Membaca

❖❖

Selama apa pun bumi menjalani waktu tanpa kemunculan sang baskara, gadis ini tidak akan menyentuh kasur tidurnya sebelum kepulangan seseorang.

Ketika kebanyakan orang dewasa berkata, "Jangan tunggu kami pulang, tidurlah kalau mengantuk." Justru Yumiho mendapatkan pesan yang berbeda dari kakaknya, itu seperti, "Jangan tidur sebelum Kakak pulang, tahan kantukmu."

Makanya, hingga pukul sebelas malam begini, Yumiho masih menongkrong di meja belajarnya dengan sangat terpaksa. Bahkan nyaris dia memulai petualangan ke dunia mimpi karena Winwin, kakak laki-lakinya tidak pernah pulang selarut ini.

"Enggak bisa. Aku harus keliling-keliling." Yumiho bangkit, melakukan perjalanan pertama ke arah dapur, lalu mengambil air es dari kulkas dan lanjut berjalan ke setiap sudut rumah yang dindingnya berbahan alumunium warna putih.

Tak pernah sekali pun Yumiho sepengangguran ini, bahkan dia baru sadar kalau isi tempat tinggalnya didominasi dengan warna biru langit. Itu seperti kusen jendela, bingkai-bingkai foto, ganggang lemari, bahkan alat-alat elektronik yang ada.

Terakhir, Yumiho sampai bicara dengan tanaman Aloevera yang ditaruh oleh Winwin dekat pintu keluar, dimulai dari mengatakan, "Pernah enggak kamu berpikir mau jadi manusia?"

"Jangan jadi manusia, capek."

"Tapi kalau jadi tanaman pun, kamu pasti kesepian. Soalnya cuma sendirian."

Yumiho terdiam sejenak lalu berkacak pinggang. "Orang gila," katanya.

"There is a message from Kak Winwin."

Ini dia sesuatu yang Yumiho tunggu, tangannya menjentikkan jari untuk mendengar pesan masuk yang disampaikan oleh alarm instingtif di rumahnya.

"Satu jam lagi Kakak pulang, tunggu ya."

"Aiiiss!" Yumiho menutup mata dan menengadahkan kepala.

"Cek pintu, sudah terkunci atau belum."

Meski terpaksa, dia membenarkan kacamatanya lalu mencoba untuk menekan tombol pintu rumah. Jika belum terkunci, maka pintunya akan terbuka, dan inilah yang sedang terjadi.

Dunia luar pun menatap keberadaannya yang berdiri seorang diri di tengah-tengah pintu, sebagaimana Yumiho juga memperhatikan sesuatu yang ada di luar. Sebenarnya tidak ada yang aneh untuk seukuran memori dari penampakan familiar dalam otaknya. Hanya yang berbeda adalah, terdapat objek lain di pohon halaman rumah.

Objek tersebut bercahaya, warna biru terang, tampaknya itu mengalir di dalam tubuh seseorang. Emangnya itu orang? Yumiho bertanya-tanya.

"Annyeong! Weeii! Ada orang ganteng terjebak di sini. Tolong!"

Gadis itu melebarkan mata, dia berlari mendatanginya karena tak memiliki penglihatan yang baik. "Astaga!" Namun, langkahnya berhenti di jarak dua meter.

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang