❝ Manusia menjadi kuat di saat mempunyai sesuatu untuk dilindungi. ❞
SM : Selamat Membaca :)
❖❖
Setiap rumah memiliki peraturannya masing-masing, dan setiap peraturan memiliki hukuman jika dilanggar secara sengaja ataupun tidak. Selama delapan belas tahun bernapas dan terpaksa menerima nasib sebagai manusia mutan, Havenstar lupa kapan terakhir kali Mama tersenyum dan memeluknya.
Itu semua sudah berlalu lama sekali, jadi dia tidak kaget lagi kalau Mama marah-marah atau menyerahkan segala kesalahan kepadanya. Bahkan kalau anjing tetangga sangat berisik, Havenstar siap disalahkan.
Termasuk juga ketika dia mendapat pesan grub yang berisi kalimat virtual seperti, "Lee Daechan ke mana? Kenapa enggak ada di rumah?" Sehingga hal itu membuat Havenstar membatalkan segala wacananya di Gedung T-RUTZ dan bergegas menuju Gedung THAI untuk menjemput kembarannya.
Di sana, dia sempat bertemu sahabat yang lain juga. Jaevin pikir mereka mau mengobrol tentang hal-hal penting yang menimbulkan banyak sekali pertanyaan, tapi melihat Havenstar datang terengah-engah, artinya dia tidak memiliki waktu melakukan hal tersebut.
Sebab Havenstar adalah orang yang santai, kalau datang, akan terlukis senyuman lebarnya dengan mata berbinar-binar. Jadi Renaric pun menahan Jaevin untuk menjadi orang berisik dan menunggu Havenstar mengutarakan tujuannya.
"Kembaran gue di mana?" tanyanya.
"Tadi ...."
"Ayo pulang!" Belum sempat Jaevin menjawab, seseorang muncul dari balik pintu bersama Jeeno. Sepertinya Davenstar sudah langsung mengetahui kalau kembarannya ada di sini. "Maaf, kami terburu-buru. Terima kasih banyak untuk hari ini," ujar Davenstar lagi.
Keduanya melewati dinding kaca yang terbuka untuk masuk ke dalam mobil terbang milik Havenstar. Sebelum pergi, dia bilang, "Nanti gue kabarin lagi. Kalau gue ingkar, siapkan kimchi basi sepuluh porsi!"
Padahal Havenstar melihat jelas kalau Jaevin ingin menenangkannya, tapi hal tersebut mungkin tidak akan membantu untuk masalah yang dia hadapi sekarang. "Lo lupa mengaktifkan mode belajar di kamar lo?" tanyanya pada Davenstar.
"Aku kurang yakin, sepertinya kali ini, aku sedikit ceroboh. Maaf," sahut Davenstar.
"Lagian kenapa lo ke Gedung THAI tanpa ngabarin gue dulu?" Havenstar tanya lagi.
"Jeeno minta ketemu, katanya kalau terlambat, dia bakal ungkap rahasia kamu. Jadi aku ngelakuin ini buat kamu."
"Gue enggak perlu hal heroik kayak gitu, Chin. Emang lo pikir bakal membantu? Bakal lebih baik lo ngabarin gue dulu."
"Maaf. Apa kamu enggak suka?"
"Apa menurut lo gue terlihat kayak orang yang lagi berterima kasih?"
"Maaf."
"Dan kenapa bisa lo ketahuan?"
"Teman kamu yang namanya Jaevin langsung tahu kalau aku bukan Havenstar, entah gimana cara dia membedakannya. Padahal Renaric atau Jeeno masih terus menganggap kalau aku adalah kamu."
Havenstar menghembuskan napas dengan begitu panjang. "Jaevin orang yang memperhatikan hal-hal kecil. Biarlah, udah sejauh ini juga," sahutnya.
"Maaf ...."
"Ck! Enggak usah minta maaf, eneg gue dengarnya!" Havenstar sedikit menaikkan nada suaranya. "Akhir-akhir ini, lo juga sering keluar rumah. Memangnya ngapain? Apa enggak bisa diem aja di rumah kayak yang Mama mau? Kalau udah kayak gini, gue yang kena imbasnya," omelnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] NOT REAL EYES ✓
Fanfiction[2120 era | book 1] [F I N I S H E D] "Gue Mutan Regenerasi." 2120 merupakan era teknologi mutakhir yang mendukung agen rahasia bayaran beraksi terutama untuk membunuh seseorang, padahal dia cuma remaja tingkat sekolah menengah atas yang hobinya ber...