XXVI : Not Friendly Robots

934 185 5
                                        

Tanpa sadar, kita kecanduan akan cerita. Bahkan saat  tidur, pikiran kita terjaga sepanjang malam, bercerita pada diri sendiri.  ❞

SM : Selamat Membaca :)

❖❖

~The last 5 parts

"Jadi, gimana ceritanya?"

"Mwo  ... ANJING! BANGSAT LO!" Jaevin hampir membogem wajah tak bersalah milik Yangli yang tiba-tiba muncul di sebelahnya. "Kenapa lo di sini? Mana Haven?" tanyanya.

"Mojok noh!" tunjuk Yangli di kelas sebelah.

"Si Kucluk emang babal," melas Jaevin kemudian.

"Jadi, lo bisa ceritain tentang hantu penjaga Sungai Han?" Yangli tanya.

Dan Jaevin tahu ini pasti olah Havenstar. "Setelah sambutan pembuka dari Tuan Dongar, entar gue ceritain dah buat lo," katanya.

"Annyeonghaseyo! Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh tamu acara peresmian Robot C-Zero yang telah hadir pada hari ini. Saya, Tuan Dongar, dengan rendah hati dan penuh semangat, menyambut kehadiran Anda di acara yang sangat istimewa ini. Hari ini, kami tidak hanya merayakan sebuah produk teknologi baru, tetapi juga sebuah tonggak sejarah dalam perlindungan dan keamanan rumah di Kota Seorinth." Tuan Dongar sebagai pengampu utama dari Gedung THAI, sekaligus pimpinan yang menciptakan Robot C-Zero mulai buka suara di podium inti yang telah ia pijakkan.

"Dengan kemampuannya yang canggih dan fitur-fitur terbaru yang kami tanamkan, Robot C-Zero bukan hanya menjadi pelindung rumah, tetapi juga menjadi mitra setia bagi setiap keluarga. Dari deteksi intrusi hingga patroli malam, Robot C-Zero siap menjaga keamanan Anda 24 jam sehari, 7 hari seminggu."

"Pem! Robot setia kawanku!" Di sela itu Havenstar berseru hingga mendapat cubitan yang tak main-main sakitnya oleh Yumiho, untung saja Havenstar tidak teriak, jadi suaranya yang sembarangan itu tidak terdengar oleh orang banyak.

"Kehadiran Robot C-Zero bukanlah sekadar tentang teknologi. Ini adalah tentang memberikan kedamaian pikiran kepada setiap warga Kota Seorinth. Tentang membangun masyarakat yang aman dan terjaga, di mana tiap-tiap rumah adalah sebuah benteng yang tak tergoyahkan."

"Mantap sih, mana dikasih secara cuma-cuma lagi," ujar Havenstar.

Yumiho mengerutkan keningnya. "Apa mereka beneran bisa diandalkan?" tanyanya.

"Seenggaknya mereka enggak bisa mengecewakan lo," sahut Havenstar, "Kayak gue, ataupun kembaran gue. Dan tentang malam itu, maaf karena gue enggak bisa  ...."

"Lo juga dalam bahaya, Hav. Bahkan lo kehilangan seseorang, jadi berhenti merasa bersalah dengan gue. Lagipula, gue bukan sepenuhnya tanggung jawab lo. Maka bukan hak lo memikirkan apakah gue sedang dalam bahaya atau enggak."

Havenstar terdiam sejenak mendengar kalimat yang tak begitu mampu membuat suasana hatinya jadi baik-baik saja. "Bukan kayak gitu, Yum. Gue akan selalu merasa punya tanggung jawab sama lo. Dan gue enggak bisa mengabaikannya, itu adalah bagian dari keinginan gue yang udah jatuh hati sama lo," katanya.

Yumiho hampir tertawa mendengar itu. "Lo jadi agak cerewet ya sekarang," ejeknya.

"Ya, karena kayaknya lo udah enggak sanggup memaklumi tindakan gue. Jadi, gue harus perbaiki ini lewat obrolan."

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang