VII : Not A Serious Problem

1.3K 197 1
                                    

❝ Banyak orang yang sudah meninggal, tapi nama baiknya tetap dikenang. Dan banyak juga orang yang masih hidup, tapi seperti orang mati yang tak berguna. 

SM : Selamat Membaca :)

❖❖

"Annyeonghaseyo! Selamat berkumpul kembali kepada seluruh siswa-siswi kelas XI IPA Renovasi paraf E2 E4 dan E6 dalam acara Leading Viewpoint Discussion hari ini. Perkenalkan namanya saya Renaric Huang dari kelas IX IPA E6 selaku moderator yang akan memandu jalannya acara diskusi."

"Tema diskusi kita hari ini adalah Dampak Pergantian Nama Asli Menjadi Nama Samaran Terhadap Kebajikan Sosial Di Kota Seorinth Era 2120 dengan memuat dua kelompok siswa berprestasi dari Contemporary Era School." 

Ini merupakan kali ketiga bagi Renaric dalam mengulang hal yang sama pada tempo waktu terhalat satu malam demi satu malam saja. Juga merupakan suatu kesejahteraan saat kedua kelompok yang kemarin anggotanya kabur kini menjadi lengkap satu sama lain. 

"Dengan menekan tombol hijau yang tersedia di permukaan podium milik saya, acara Leading Viewpoint Discussions atau LVD Bulanan resmi dibuka."

Setelah mengulang panjangnya jenis basa-basi di acara ini, akhirnya Renaric bisa sampai pada tampilan pembuka di layar utama yang menunjukkan deretan angka satu sampai sepuluh. "Di balik angka yang menemani kita pada hari ini, ada berbagai macam jenis pertanyaan dari siswa CES kelas XI yang sudah diseleksi oleh pihak guru. Namun sebelum membuka angka tersebut, mari kita mulai dengan satu pertanyaan  yang berhubungan erat dengan pembahasan hari ini, yaitu Nama Samaran."

"Satu kata dimulai dari Jeeno Lee, apa pendapat Anda mengenai penetapan Nama Samaran di Kota Seorinth? Silahkan." Renaric menunjuk Jeeno sebagai orang pertama yang buka suara.

"Keterpaksaan," jawab Jeeno.

"Kenapa menurut Anda begitu?"

"Bisa saja ada orang yang nyaman dengan Nama Asli daripada Nama Samaran, sehingga penetapan yang dibuat ini hanya menimbulkan rasa keterpaksaan yang tentu saja tidak bisa dilihat oleh siapapun kecuali perasaan orang tersebut saja."

"Pem!" Havenstar membuat Jeeno terjingkat saat dia tiba-tiba bersuara begitu, padahal mereka tidak bersebelahan, soalnya terhalat oleh Jaevin yang duduk di tengah. Namun kemendadakkan yang dia lakukan itu mampu membuat seisi ruangan tertawa. "Berkobar kawanku! Pem!" katanya lagi.

"Pem!" Jaevin pun jadi ikut-ikutan.

Untuk mengikuti suasana ruangan ini, Renaric ikut melebarkan senyumnya dan memaklumi mereka. "Menurut Anda, Jaevin Na. Silahkan," katanya kemudian.

"Satu kata untuk Nama Samaran, estetik," jawabnya, "Lantaran di samping orang yang terpaksa mengesampingkan Nama Asli, tapi kita juga berkesempatan membuat nama yang estetik."

"Pem!" Lagi-lagi Havenstar merespons. "Estetik kawanku! Pem!"

"Ahaha!" Jaevin merangkulnya dan tergelak bebas.

"Silahkan Havenstar Lee, langsung sambung," ujar Renaric di tengah-tengah tawa yang masih tipis.

"Menurut saya menyedihkan," jawab Havenstar.

"Apa alasan Anda mengatakan seperti demikian?"

"Karena beberapa orang tidak memiliki nama sekeren nama saya, pem!"

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang