XXIX : Not Death

1.2K 187 6
                                        

Masa-masa indah saat ini, adalah pikiran sedih besok

SM : Selamat Membaca:)

❖❖

~The last 2 parts

Nyarisnya begini, di saat Havenstar yang penting teriak, yang penting ada usaha, yang penting bergerak memukul-mukul permukaan pintu. Maka Jaevin tidak mau kalah untuk loncat-loncat sambil melakukan gerakan dance mengasal —terus dan terus dia meneriakkan kata robot sampai ditempeleng Renaric beberapa kali. Kalau ada lomba usaha mengkhianati hasil, pasti saja Jaevin dan Havenstar menang melawan Renaric yang cuma menyebutkan kata Assalamualaikum.

Salam itu yang Jeeno maksud, dia tidak merasa bodoh-bodoh amat karena ingat bagian penting ini meski gagal membantu sampai akhir. Tapi setidaknya, untuk sementara waktu, ruangan ini cukup mampu menenangkan mereka semua.

"Gila, dikit lagi baku hantam sama robot." Havenstar hampir lupa kalau manusia hidup dengan cara bernapas, dia terlalu syok.

"Lo kalau emang enggak tahu salamnya ngapain ngasal?!" tegur Jaevin.

"Setidaknya lebih baik ketimbang lo yang cuma langganan manggil-manggil robot! Mereka kira lo temennya pasti!"

"Udah. Bukan waktunya berdebat," tegur Renaric sambil melihat bagaimana linglungnya Jeeno yang duduk di sebelahnya. "Lo kenapa?" Kemudian dia tercengang ketika sahabatnya itu batuk dengan darah yang menyertai.

Karenanyalah Havenstar dan Jaevin berjongkok di depan Jeeno. "Lo maksain diri, Jee!" seru Havenstar.

"Gue enggak apa-apa, sekarang cari apa yang mau lo semua ca—"

"DAPAT!" Chenley berseru dari meja utama yang sering Tuan Dongar duduki. "Anjirr sandinya ingat enggak lo, Vin?" tanyanya.

"Mwo?" Jaevin kaget dan langsung memunculkan layar hologram dari jam tangannya. Namun hanya ada kekosongan di situ. "GUE LUPA!" serunya.

"PABOYA!" Havenstar menggeplak kepala Jaevin dari belakang.

"Gue coba." Renaric bangkit dan berdiri ke dekat Chenley. "2120," katanya.

"Kalau itu juga gue bi—"

"Lo mau diem atau gue lempar ke segerombolan robot di luar sana?!" sela Havenstar sambil membungkam bibir Jaevin.

"2120 - 2125 - 2126 - 2128 ...." Renaric terdiam di bagian akhir, saat itu dia tidak memperhatikan pekerjaan Jaevin dan Chenley karena terlalu fokus mengkhawatirkan kondisi Yumiho.

"YA! ADA YANG INGET KAGAK?!" seru Jaevin setelah bersusah payah melepaskan diri dari bungkaman tangan Havenstar.

"Harusnya lo inget, Vin!" balas Havenstar.

Perdebatan sengit itu semakin memanas saat segerombolan robot mampu menghancurkan pintu tempat mereka berada.

"Bang ... sat! Makin kuat aja mereka," tutur Havenstar.

"AMBIL!" Jeeno bergerak cepat untuk mengeluarkan senjata pribadi yang tersimpan rapi dalam ruangan ini.

Akhirnya Havenstar dan Jeeno memulai peperangan yang sesungguhnya selama Renaric dan Chenley mencoba berpikir untuk memecahkan kode terakhir. Sedangkan Jaevin, jangan tanya dia sedang apa, sebab yang Jaevin tahu hanyalah bersembunyi di belakang tubuh Havenstar.

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang