XVIII : Not A Regular Meeting

949 216 5
                                        

SM: Selamat Membaca :)

❖❖

❖❖

PARA PENGUASA👨‍⚕👨‍💼🕵👨‍💻

Havenstar Lee
|Rumah siapa yang kosong?

Jaevin Na
|Gue

Havenstar Lee
|Kosong mulu perasaan
|Lo yatim piatu atau gimana dah?

Jaevin Na
|Yang emang anak yatim mending diam lo

Havenstar Lee
|Habis kosong mulu dah
|Curiga gue kalau lo udah dibuang

Jaevin Na
|Orang tua gue masih ada ya, anj!

Havenstar Lee
|⊹.(๑'³'(⁎˃ᴗ˂⁎)˚. ⊹

Renaric Huang
|Malah adu nasib lo berdua.
|Yang yatim piatu tuh gue.

Havenstar Lee
|Maap

Jaevin Na
|Maap

Havenstar Lee
|Mau jadi saudara gue enggak, Ren?
|Entar gue minta Mama ke panti asuhan

Renaric Huang
|gk dlu, thanks.

Jaevin Na
|Ngeri
|Langsung typing ganteng
|Lo tetap anak gue, Ren
|Jangan ngambek, entar Mama babam dia

Pesan itu tidak direspons oleh siapa pun setelahnya, jadi Jaevin melupakan ponsel pintarnya yang berbahan kaca tipis dan menatap langit-langit kamar dalam rebahnya. "Orang tua gue memang lengkap, tapi kenapa gue ngerasa kayak enggak punya orang tua?" tanyanya.

Jika dibandingkan dengan rumah Havenstar, tentu apa yang dia miliki sekarang jauh lebih besar, tapi isinya terasa kosong. Jaevin seperti orang yang hanya tinggal sendirian.

Meski pula dibandingkan dengan kekayaan THAI milik Jeeno dan ayahnya, Jaevin sanggup membeli seluruh korporasi itu hanya dengan seperempat dana dinasti yang dimiliki orang tuanya. Akan tetapi, Jaevin tidak pernah mendambakan harta. Jiwa bisnis agresif warisan seperti itu tidak tertanam kuat di dalam dirinya.

Bahkan, kalau harus dibandingkan dengan Renaric yang tinggal di panti asuhan. Jaevin tetap yang paling merasa kurang beruntung perihal mendapat perhatian dari orang tua.

Mereka itu, sungguh orang yang sibuk di negara, rumah di Kota Seorinth hanya salah satu saja, Jaevin juga bisa tinggal di kota manapun dengan tempat tinggal murni milik kedua orang tuanya yang tajir itu.

Tapi, sebenarnya Jaevin bukan hanya mengharapkan hidup yang berkecukupan saja. Bahkan jika melihat Mama Havenstar yang mencari anaknya kalau malam tiba, atau seringnya menyaksikan Jeeno berdiri di sebelah ayahnya saat muncul di berita, atau memperhatikan detailnya orang dewasa di panti asuhan dalam merawat Renaric, tentu saja Jaevin kalah telak.

Dialah sosok kesepian yang tidak memiliki masalah dengan orang tuanya, meskipun Jaevin membuat kesalahan, misal seperti terjerat kasus membunuh seseorang, pasti tindakan orang tuanya hanya membayar orang lain dengan uang-uang mereka yang berlimpah itu. Makanya, Jaevin lebih tertarik mengurus masalah hidup orang lain ketimbang susah payah membuat masalah yang tidak akan pernah sampai ke tahap menggetarkan perhatian orang tua.

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang