❝ Terkadang kamu harus merasakan dahsyatnya sebuah pukulan untuk menyadari bahwa kamu ada dalam pertarungan. ❞
SM: Selamat Membaca :)
❖❖
"Kamu kenapa?" Pertanyaan itu mirip angin lalu yang tak terasa bagi Havenstar, dia seakan terjebak dalam ruangan kosong seorang diri. Padahal di dalam mobil futuristik berwarna putih yang tidak dimanfaatkan lagi, kembarannya hanya perlu melihat dia meluncur ke sebuah gedung tua menggunakan skateboard langganannya dan membuat keributan di sana seperti biasa.
"Chan?" Sayangnya malam ini, Havenstar sangat berbeda. "Ha—"
"Anj!" Kalian tahu, reaksinya mirip orang yang ruh badannya baru saja jatuh dari atas jurang dalam mimpi. Dia memegangi kain depan dadanya dengan rematan yang begitu kuat.
"Kenapa?" tanya Davenstar.
"Gue?" Dia tanya balik.
"Siapa lagi?" Davenstar masih sabar menyahuti.
Coba saja kalau kesabaran kembarannya mirip Renaric, bisa-bisa bonyok wajah Havenstar malam ini. "Gue cuma merasa aneh aja," ujarnya.
"Apa itu?"
"Kita memang selalu melakukan semuanya berdua tanpa melibatkan klien sedikit pun. Tapi entah kenapa, malam ini gue merasa kehadiran pimpinan THAI atau T-RUTZ sangat diperlukan. Atau seenggaknya, ada Jeeno dan Chenley."
Davenstar menggelengkan kepala lalu menjawab, "Kamu habis ketemu siapa sampai-sampai enggak fokus begini? Bahkan saat presiden yang membayar kita buat membunuh menteri perdagangan sekali pun, kamu enggak merasa keberatan buat menjalankan misi."
"Iya, 'kan?! Gue juga bingung." Havenstar malah sok jadi yang paling kebingungan, padahal harusnya dia lebih tahu tentang penutup luka yang masih menempel di pipi kirinya. Sejak awal, hal tersebut sudah menjadi bahan pertanyaan Davenstar berpuluh-puluh menit yang lalu.
"Kamu habis dari mana?" Makanya Davenstar tanya.
"Dari mana aja sebenarnya enggak penting, yang pasti, lawan kita bukan Moon Taeil," jawab Havenstar, "Lo jaga bawah, dan gue siaga dari atas." Kemudian dia memeluk skateboard-nya dan keluar dari mobil.
Pergerakkan itu langsung diikuti oleh Davenstar, wajah mereka kemudian terlindungi oleh topeng futuristik yang menggambarkan kehadiran teknologi canggih bersama aura misteri. Kalau Havenstar rasa-rasa lagi, topeng miliknya kali ini tak senyaman topeng yang dihancurkan oleh kekuatan tangan Jeeno. Makanya, dari atribut yang bertahun-tahun menemaninya itu tak membersamai lagi, Havenstar jadi merasa sangat berbeda dari segi apa pun.
"Daechan menghubungkan, apa suara aku terdengar?" Saat tahu kembarannya lindang dari atap-atap gedung yang mereka datangi ini, Davenstar mencoba untuk menyambungkan komunikasi jarak jauhnya.
"Terhubung."
"Oke." Memang ada yang tidak beres dengan Havenstar, dia terlihat ingin sekali kabur malam ini. Bahkan keduanya tak melakukan tos sebelum berpisah tadi.
Padahal biasanya, Havenstar akan memeluknya lalu embel-embel berkata, "Ohspint password-nya? Pakyu villains!" Tapi semua berbeda, sangat bukan Havenstar sekali!
"Sistem di gedung ini mati, kamu bisa langsung masuk. Enggak ada yang perlu diblokir." Davenstar melaporkan hal tersebut ketika kacamata yang dia gunakan tidak memberikan keterangan serius terkait sistem digital yang harus dia tangani.
"Lo masuk."
Hingga ucapan Havenstar membuatnya tercengang. "Ke dalam?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] NOT REAL EYES ✓
Fanfiction[2120 era | book 1] [F I N I S H E D] "Gue Mutan Regenerasi." 2120 merupakan era teknologi mutakhir yang mendukung agen rahasia bayaran beraksi terutama untuk membunuh seseorang, padahal dia cuma remaja tingkat sekolah menengah atas yang hobinya ber...
![[1] NOT REAL EYES ✓](https://img.wattpad.com/cover/363015479-64-k499097.jpg)