VI : Not An Easy Offer

1.8K 246 5
                                        

Niat baik tidak selalu menghasilkan hasil yang baik; lagipula kehidupan memiliki caranya sendiri untuk terus berjalan.

SM: Selamat Membaca

❖❖

Kalau Havenstar sudah membuat janji, sangat kecil kemungkinan baginya untuk menjadi seorang pengingkar. Terakhir kali yang Jeeno tahu, sahabatnya itu pernah berjanji akan makan kimchi basi apabila Jaevin kalah adu panco. Saat itu lawannya Jeeno sendiri, di mana Jaevin tak pernah bersedia melawan Jeeno meski dia berani melakukannya dengan guru olahraga sekalipun.

Padahal Jaevin tidak pernah kalah, karena dia kuat.

Seperti kata Havenstar, "Kalah hanya untuk orang yang lemah." Makanya dia percaya kalau Jaevin akan selalu jadi pemenang selama lawannya masih dalam ruang lingkup sesama manusia.

Masalahnya, Jeeno juga tidak yakin apakah dia masih bisa disebut sebagai manusia. Dia rela melakukan ini karena hanya ingin tahu apakah Havenstar seorang penjanji yang tulus atau tidak, makanya Jeeno bermain curang dengan menggunakan kekuatan mutan di tangan kanannya yang akan menjadi sekuat baja kalau malam tiba. Kebetulan mereka sedang dalam satu tongkrongan di puncak Gedung THAI, menikmati dunia malam di balik dinding kaca anti pecah.

Saat pertandingan dimulai, Jeeno mengakui kalau Jaevin memanglah orang yang kuat. Sayangnya Jeeno terpaksa menarik kain penutup lengannya dengan menyiapkan ruang terbuka di bagian sikut. Meski itu tak bisa disadari oleh siapa pun, dunia malam tetap punya respons baik untuk membangkitkan kekuatannya. Hingga dalam hitungan detik, tangan Jaevin langsung tumbang.

Keesokan harinya, Havenstar memang bersedia makan kimchi basi hingga seharian bertarung melawan diare. Tapi dari situ Jeeno percaya, bahwa Havenstar orang yang setia akan buah cakapnya sendiri.

Jeeno juga harus membuang amarahnya dengan memaafkan Havenstar dari pertarungan mereka semalam. Meski sekarang saluran pernapasannya jadi terasa sesak saat melihat keberadaan pimpinan T-RUTZ berserta pewarisnya ada di tempat yang sama. Jeeno hanya curiga apakah Chenley tahu kelebihan Havenstar? Atau Chenley sedang berusaha menuruti ucapan Havenstrar dalam menyatukan THAI dan T-RUTZ untuk melawan Tuan Moon yang mencuri 4 Batu Karbon Biru?

Tidak. Satu kota Seorinth pun tahu kalau THAI dan T-RUTZ tidak akan pernah bersatu. Jadi tidak mungkin Chenley punya niat begitu sementara respons dia dan sang ayah, Tuan Kun, seperti pohon buah stroberi yang terpaksa tumbuh di sebuah lahan berlumpur.

"Kita bersaing lagi, ya?" Seseorang yang duduk di sebelah Jeeno bertanya, dengan posisi tetap terus menatap ke depan untuk menghormati sang tuan rumah.

"Jika Anda merasa tersaingi, tidak apa-apa." Tuan Kun menyahut dari sebelah Chenley. "Lagipula T-RUTZ yang lebih dulu menjalin kerja sama dengan agen Ohspint, Anda sendiri yang masuk ke dalam hubungan kami," lanjutnya.

Tuan Dongar mengernyih dengan mata tertutup, seketika Jeeno merasa keberadaannya terancam di sebelah sang ayah. "Jeeno Lee." Dia menyebut nama anaknya.

"Ya, Tuan," jawab sang empunya.

"4 Batu Karbon Biru itu berada di mana delapan tahun lalu?" tanyanya.

"Museum THAI."

"Benar. Lalu siapa yang mencurinya?"

Jeno melirik Chenley yang duduk tepat di sebelah  kirinya. "T-RUTZ," jawabnya kemudian.

Tuan Kun tergelak mendengar sindiran tersebut. "Chenley Zhong." Lalu dia menyebut nama anaknya juga.

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang