V : Not The Same Person

2.5K 280 4
                                        

❝ Keindahan terletak pada keberagaman. Seperti potongan puzzle yang berbeda, makanya saat disatukan, itu akan membentuk gambar yang luar biasa

SM : Selamat Membaca

❖❖

Kegiatan ini namanya piket mingguan, dan akan terus dilaksanakan ketika pulang sekolah sesuai dengan pembagian jadwal yang sudah dibuat. Salah satu di antara banyak tempat yang diurus ialah perpustakaan, di mana Yumiho kini berada di antara dua lemari besar yang berisi ratusan buku paket.

Sebenarnya, dia mengerjakan semua tanpa kendala, tidak sebelum menabrak sesuatu. Sebut saja tragedi penyikutan punggung belakang seseorang —yang ternyata sedang mengurus lemari buku di sisi berlawanan. Dan kini, laksana sebuah program komputer pun keduanya mengalami terminasi.

"Mian! Enggak sengaja." Sambil membungkukkan tubuh, Yumiho berbalik menghadap orang yang disikutnya.

"Eh, lo?" Namun ketika mendengar respon lawannya, seketika kepala Yumiho tak tertunduk lagi.

"Ah, annyeonghaseyo!" Gadis itu memberinya sapaan lebih dulu.

"Mwo?" Sementara Havenstar, dia hampir tertawa setelah meletakkan kepalan tangannya di depan mulut. "Annyeong! Ketemu lagi," katanya.

"Begitulah?" Terlihat Yumiho agak ragu, dan dia tersenyum kaku. "Di jembatan tahun lalu, ya? Dan juga depan kantin tadi," katanya sambil berbalik membelakangi Havenstar.

Lelaki itu menaikkan sebelah keningnya. "Di jembatan?" Kalau soal depan kantin memang benar, soalnya barusan tadi. Tapi mendengar kata jembatan, dia berpikir keras untuk yang satu ini.

Apa dia telah melewatkan sesuatu selama delapan belas tahun menjalani hidup?

Bahkan Yumiho juga tidak memberi petunjuk tambahan ketika dia fokus pada buku-buku di lemari sloping stairs yang berjajar. Gadis itu mengetikkan kode buku yang tepat untuk barisan kedua, lalu membiarkan buku-buku di lemari itu berpindah dan menempatkan posisinya sendiri sesuai aturan yang dibuat. "Hari itu, mungkin gue lupa bilang makasih buat lo. Jadi mumpung ketemu sama lo lagi, gue mau bilang makasih banyak atas bantuannya." Kemudian dia berbalik menghadap Havenstar.

Itu memang petunjuk tambahan, tapi Havenstar masih tak tahu apa maksudnya. Jadi dia hanya termangu sambil bersandar pada lemari yang telah diurus, lalu melipat kedua tangan dan mengapit alat pembersih debu ke ketiaknya. "Cantik," ujar Havenstar.

"Mwo?" Yumiho tersadar dia tidak pernah semendebarkan ini kalau dekat seseorang. Ditambah Havenstar sangat tertarik menatap gadis tersebut sampai terus menatapinya.

"Cantik tanpa kacamata," kata Havenstar lagi.

Gadis itu tahu kalau para laki-laki labil selalu terang-terangan dan realistis. Akan tetapi, sekagum-kagumnya sejak pertama kali bertemu Havenstar, Yumiho tidak berekspektasi kalau omongannya sangat se-sembarangan begini. "Lo tau makna kata yang barusan lo sebut itu enggak sih? Sudah berapa banyak cewek yang lo katain cantik?" tanyanya.

"Lo yang pertama," jawab Havenstar.

"Pendusta."

"Oke, yang kedua. Soalnya yang pertama itu Mama gue."

"Lo bener-bener terbiasa ngomong tanpa mikir dulu, ya?"

"Nyata-nyata persepsi gue muncul setelah diproses oleh otak, dan bisa-bisanya lo bilang kalau gue ngomong tanpa mikir?"

[1] NOT REAL EYES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang