25

15.1K 1.1K 25
                                    

Rabu, Pukul 17.25 PM.

kini Sherren beserta Jaxson dkk tengah duduk di ruang santai rumah Sherren.

suasana cukup canggung, tak ada percakapan seperti biasa, Sherren melihat mereka satu persatu dengan senyuman sendu di wajahnya.

beralih kini Sherren menatap kearah Elang yang tak melihat kearahnya, Sherren menghembuskan nafas pelan dan mulai bangkit.

mereka masih mengenakan seragam sekolah termasuk Sherren, karena saat bel pulang berbunyi Sherren dan yang lainnya langsung pergi kerumahnya.

"mau kemana?" tanya Arga mencekal lengan kanan Sherren dan mendongak kan kepalanya.

"aku mau ke kamar dulu ngambil sesuatu, kamu sama yang lainnya duduk dulu di sini" setelah mengucapkan nya, Sherren langsung melangkah menuju kamarnya.

keenam laki-laki tersebut melihat punggung Sherren yang perlahan hilang di balik pintu kamar.

"perasaan gue gak enak" ucap Bagas lirih yang masih mampu di dengar teman-temannya.

"gue yakin ini bukan kabar buruk" ucap Jaxson mencoba meyakinkan yang lainnya.

sedangkan di sisi Sherren, kini sang empu dengan perlahan melangkah menuju nakas untuk mengambil sesuatu yang dapat menjawab semua pertanyaan Jaxson dkk.

Sherren ingin menangis saja rasanya, saat perasaan sesak kembali menghantamnya, namun sekuat mungkin ia tahan dan mengabaikan perasaan sesak yang hinggap di dadanya.

menghembuskan nafas berat, kini Sherren memantapkan diri keluar kamarnya dengan sesuatu di tangannya.

melihat keenam laki-laki yang masih setia menunggunya membuat ia tersenyum miris dan dengan perlahan melangkah menuju ke tempat semula.

Sherren datang dan perlahan duduk di antara mereka, dengan perlahan pula Sherren meletakkan sesuatu itu di tengah-tengah mereka dengan kepala menunduk.

keenam laki-laki tersebut dapat melihat jelas apa yang di letakkan Sherren di tengah-tengah mereka.

"surat medis?" tanya Arga heran.

Sherren yang mendengarnya tak kuasa untuk menjawab apalagi mendongak kan kepalanya.

"maksudnya apa Sher?" tanya Jaxson saat otaknya tiba-tiba sedikit blank.

"itu jawaban dari pertanyaan kalian waktu di sekolah" balas Sherren pelan dengan posisi yang masih sama namun kini terlihat Sherren mengepal kan tangannya menahan rasa sesak yang kembali datang.

melihat teman-temannya yang berdiam diri, Raja dengan cepat mengambil kertas medis yang Sherren letakkan.

setelah terbuka, dapat mereka lihat tubuh Raja menegang dengan tangan mulai meremat kertas medis hasil pemeriksaan milik Sherren.

wajahnya masih terlihat datar, namun sorot matanya terlihat jelas bahwa ia terkejut dan sedikit menyendu.

Elang yang berada di sebelahnya dengan cepat menyambar kertas yang di pegang Raja, setelah melihatnya ekspresi Elang campur aduk.

teman-temannya yang lain mulai mengerubungi Elang untuk melihat kertas medis yang dimana di jelaskan bahwa Sherren mengidap penyakit Leukimia.

Raja terlebih dahulu menghampiri Sherren dan memeluknya dengan erat, saat di rasa Sherren menangis dalam diam.

"i-ini gak mungkin kan Sher?" tanya Arga yang masih shock dan tak percaya akan hasil medis tersebut.

Sherren tak menjawab, ia menangis semakin keras karena perasaan takut kembali mendatanginya, Raja merengkuh Sherren dengan tubuh besarnya semakin erat namun lembut agar Sherren merasa nyaman.

I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang