Kamis, pukul 09.12 AM.
Brawijaya, XII IPS 3
kelas Sherren tengah dalam pelajaran Geografi, kini ia dengan anteng mendengar kan penjelasan guru di depannya tak lupa sesekali mengobrol pelan dengan Nean.
"kamu pernah main ke Timezone gak?" tanya Nean pelan kearah Sherren.
"pernah, tapi dulu pas masih kecil" jelas Sherren yang memang saat di kehidupan sebelumnya ia pernah ke Timezone bersama keluarga nya, itupun saat ia kecil.
"owh, kalau sekarang?" tanya Nean penasaran.
"enggak pernah, soalnya aku sibuk" ucap Sherren pelan agar guru tak memarahinya.
"gimana kalau pulang nya kita ke Timezone?" tanya Nean antusias dengan mata berbinar-binar.
"mm boleh aja, tapi aku izin dulu ya?" tanya Sherren pelan.
guru tersebut sudah keluar, karena rapat di adakan secar mendadak membuat murid-murid bersorak senang tak kala jamkos kembali mereka rasakan.
"owh iya ya, pawang kamu kan ada enam, serem-serem lagi hiih" ucap Nean lucu dengan bergidik ngeri.
Sherren tertawa terhibur akan sikap lucu Nean, Nean teman baiknya di kelas, jadi sebisa mungkin Sherren tak ingin membuat Nean kecewa.
"semoga di izinin ya, soalnya kapan lagi kita main bareng hehe" ucap Nean.
"kapan-kapan juga bisa kok" ucap Sherren pelan.
"kapan itu hari apa? tanggal berapa? jam berapa? bulan apa?" tanya Nean bertubi-tubi, karena memang Nean sedikit susah untuk bermain dengan Sherren lantaran Sherren selalu di kelilingi oleh enam laki-laki bertubuh besar nan tinggi.
Sherren termenung, memang sejak kapan ia pernah bermain dengan Nean?, bahkan sekarang saja Keenam laki-laki tersebut semakin posesif kepada dirinya dalam hal apapun itu.
"ya, pokoknya kapan-kapan aja" ucap Sherren yang hanya di angguki Nean.
"yaudah, eh btw kamu mau ke kantin gak?" tanya Nean saat di lihatnya murid-murid lain mulai pergi meninggalkan kelas.
"mau, tapi tung-" ucapan Sherren terpotong saat sebuah suara memanggil nya dari arah pintu.
"Sherren" panggil Arga setelah melihat Sherren yang sedang asik berbincang bersama teman sekelas nya, yang ia ketahui bernama Nean.
Sherren mengalihkan pandangannya, ia tersenyum menyapa Keenam laki-laki tersebut, dan perlahan melangkah menghampiri mereka.
"hai" sapa Sherren lembut dan ceria membuat hati ke-enam laki-laki itu menghangat.
"Sher kalau gitu aku duluan ya?" ucap Nean yang hendak melangkah namun terhenti oleh Sherren yang memanggilnya.
"Nean" panggil Sherren
"iya?" tanya Nean.
"kita makan bareng aja, gimana?" tawar Sherren yang membuat Nean sedikit canggung.
"mm aku sama temen-temen aku aja Sher, makasih udah nawarin tapi kalau kamu mau sekalian aja kita main ke mall" ucap Nean yang diakhiri dengan berbisik kepada Sherren.
keenam laki-laki itu hanya diam mengamati interaksi antara Sherren dan Nean yang seperti adik serta kakak.
"boleh, nanti aku obrolin dulu ke mereka ya" ucap Sherren yang di angguki oleh Nean dan Nean pun pergi setelah berpamitan.
"ayok" ajak Sherren kepada keenam laki-laki yang kini mengikuti langkah nya.
Sherren serta Jaxson dkk masuk ke kantin yang lumayan ramai, mereka tak begitu menjadi pusat perhatian lantaran mereka tak begitu peduli dengan Jaxson dkk apalagi Sherren.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]
Random[TERBIT + PART TIDAK LENGKAP DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!!!] {BUKU MASIH BISA DI PESAN!!} Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel masih lah...