36

13.8K 1K 46
                                    

Dua hari kemudian

Sherren sudah bangun satu hari sebelumnya, Jaxson dkk lega karena Sherren telah sadar.

namun kondisi Sherren yang sempat ketakutan dan sedikit trauma membuat mereka khawatir, tetapi dokter mengatakan bahwa mereka harus lebih lembut lagi memperlakukan Sherren karena Sherren trauma akan sentuhan secara tiba-tiba.

pagi ini suasana terasa hangat, keenam laki-laki yang selalu menunggu nya, kini tengah berkumpul sesekali berbincang.

Sherren masih lemas, ia tak mampu untuk berbicara banyak, ia hanya tersenyum dan merespon pelan ucapan mereka.

"Sher.." panggil Arga lembut yang tengah duduk di samping ranjang Sherren.

Sherren tak menjawab, ia hanya melihat Arga dengan pandangan bertanya.

"dokter bilang, Minggu depan kamu harus kemoterapi, kamu mau kan?" ucap Arga, yang memang sang dokter memberi tau kan kepada mereka bahwa Sherren harus menjalani pengobatan berupa kemoterapi dari jauh-jauh hari, sebelum Sherren sadar.

Sherren termenung, ia kembali ingat bahwa 'Sherren' yang asli pernah menjalani pengobatan berupa kemoterapi, namun baru beberapa Minggu pengobatan di hentikan lantaran suatu peristiwa yang dialami oleh 'Sherren' dan keluarga nya.

"Sher" ucap Arga lembut kala melihat Sherren yang hanya diam termenung.

Sherren tersadar, ia melihat Arga lemas dan dengan pelan menganggukkan kepalanya.

melihat respon tersebut Arga beserta yang lain nya menghela nafas lega, dan mulai menatap Sherren lembut.

Sherren tersenyum, ia sekuat tenaga mencoba bangun dari posisi berbaring nya lantaran punggungnya sudah terasa tak nyaman.

Arga dan Elang yang tak jauh dari ranjang Sherren membantu Sherren saat melihatnya sedikit kesusahan.

Raja dengan penuh perhatian membenarkan posisi ranjang agar sedikit naik, setelah itu Sherren menyenderkan tubuhnya dengan posisi setengah duduk yang nyaman.

"kondisi Cakra sama Bagas gimana?" tanya Sherren kepada Bagas dan Cakra yang sudah terlihat baik.

Cakra yang masih duduk di kursi roda mulai menghampiri Sherren dengan Bagas yang sudah sepenuhnya sembuh membantu nya mendorong kursi roda tersebut.

"kita baik kok Sher" balas Bagas sembari tersenyum.

"iya, udah mendingan kok" balas Cakra.

"syukur deh kalian udah baik-baik aja" balas Sherren lembut, Sherren tau apa yang terjadi kepada mereka, ia tau setelah memaksa Raja untuk menceritakan semua yang terjadi tanpa kecuali.

"Sher, kamu makan dulu ya? kamu belum makan loh" ucap Arga penuh perhatian.

Sherren mengangguk karena kebetulan ia tengah lapar.

"biar gue yang nyuapin Sherren" pinta Elang yang membuat Arga mengangguk setuju.

Bagas dan Cakra kembali ke sofa tempat mereka semula, sedangkan keempat temannya yang lain memilih duduk di dekat ranjang Sherren yang entah darimana 4 kursi tersedia di sana.

"mungkin gak sih?" ucap Bagas pelan sembari melihat Elang yang kini menyuapi Sherren penuh kelembutan.

"ha? mungkin apa?" tanya Cakra bingung dengan menatap Bagas.

"mungkin gak sih cinta segi lima itu ada?" tanya Bagas dan menatap Cakra.

"ha? segi lima? emang ada?" tanya Cakra penasaran.

"ck, kan gue nanya ngapa lo nanya balik" kesal Bagas, dan Bagas mulai menunjuk kearah Sherren serta keempat temannya berada menggunakan dagu.

Cakra yang mengerti mengikuti kearah dimana dagu Bagas menunjuk, dan setelah itu ia kembali menatap Bagas bingung sekaligus heran.

I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang