"gimana keadaan Sherren?" Bima dapat melihat tubuh lemah itu terbaring di atas ranjang rumah sakit, lagi.
"kata dokter kondisi Sherren tiba-tiba gak stabil, pengobatan yang selama ini Sherren jalani juga gak terlalu berpengaruh bagi Sherren, dan juga kemoterapi cuman berpengaruh beberapa persen bagi kesehatan Sherren" jelas Jaxson dengan ekspresi gundah tercetak di wajah tampan nya.
Bima yang mendengar hal tersebut menghela nafas berat, ia tak pernah berinteraksi dengan Sherren, namun ia hanya mengetahui bagaimana selama ini Sherren memperlakukan inti Tafhana dengan baik.
Bima awalnya curiga dan takut akan kehadiran Sherren di tengah-tengah Tafhana, ia berpikir bahwa Sherren akan sama dengan Adel, namun semakin di cari tau ternyata Sherren sangat berbeda dengan Adel, semua perlakuan Sherren sangat tulus, maka dari itu Bima akan memperlakukan Sherren sebagaimana Sherren memperlakukan inti Tafhana.
"sekarang gimana?" tanya Bima menatap Jaxson yang terlihat lesu.
"di rawat intensif selagi dokter mantau perkembangan Sherren" ucap Jaxson dengan menengadahkan kepalanya.
pikiran Jaxson kalut saat mendengar penjelasan dari dokter yang menangani Sherren, kelima temannya pun sama kalut nya dengan Jaxson.
"lo gak usah khawatir Jax, gue yakin Sherren bakalan sembuh gimanapun caranya, sekarang lo ajak anak-anak pulang karena besok lo mesti sekolah" ucap Bima mengingat kan Jaxson akan hari esok.
kini ia dan Jaxson tengah mengobrol di luar, sedangkan kelima laki-laki lainnya tengah menunggu kesadaran Sherren di dalam ruangan.
"bang gue gak mau ninggalin Sherren, tolong bang bujuk lagi pihak sekolah biar gue sama anak-anak ujian dari sini sekalian jagain Sherren" pinta Jaxson yang sangat berat untuk meninggalkan Sherren barang selangkah pun.
"gak bisa Jaxson, pihak sekolah gak bisa lagi ngasih keringanan ke kalian, lagian ini cuman seminggu"
"lo gak perlu khawatir, biar gue yang jaga Sherren, lo sama yang lainnya cukup fokus sama ujian oke? dan kalian masih bisa kok kesini setiap pulang sekolah"
Bima mencoba menenangkan Jaxson yang terlihat tak ingin meninggalkan Sherren.
"gue gak bisa.., tapi gue bakal coba, gue percaya sama lo bang Bim" ucap Jaxson yang di beri tepukan di pundak nya.
tak lama terlihat Cakra di susul oleh yang lainnya keluar dari ruangan Sherren dengan ekspresi tak menentu, Jaxson yang melihat berdiri dan langsung menanyakan perihal Sherren.
"ada apa? kenapa?" tanya Jaxson panik, Bima yang melihat pun menenangkan Jaxson secara perlahan.
"Sherren belum bangun-bangun Jax, gue khawatir" ucap Cakra dengan ekspresi murung nya.
"mungkin efek samping dari bius nya kali Cak, udah sekarang kalian pulang oke? ini udah malem, kalian besok sekolah" ucapan Bima membuat kelima laki-laki itu menatap nya protes, sedangkan Jaxson hanya diam.
"tapi bang.." ucapan Bagas langsung di potong oleh ucapan tegas dari Bima.
Bima menjelaskan secara perlahan, setelah cukup lama saling berdebat akhirnya keenam laki-laki itu pulang dengan langkah serta hati yang berat.
"lo tahta tertinggi di hati mereka Sher" Bima menatap sendu punggung lebar nan tegap milik keenam laki-laki yang sudah ia anggap sebagai adik nya.
------------------------------------------------
pukul 01.12 AM.
Sherren menatap kosong langit-langit ruangan yang kini ia tempati di rumah sakit yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]
De Todo[TERBIT + PART TIDAK LENGKAP DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!!!] {BUKU MASIH BISA DI PESAN!!} Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel masih lah...