Sherren menatap tulisan nya dengan senyum merekah di wajah cantiknya, hatinya pun merasakan perasaan hangat dan bahagia saat ia mengingat kembali kebersamaan nya bersama Jaxson dkk.
di satu sisi ia menyerah, namun di sisi lain ia bersyukur karena kehadiran Jaxson dkk nya yang selalu berada di sisinya.
Sherren berpikir sejenak kala ia mengingat bahwa kehidupan nya sudah tak berporos lagi kepada alur novel, karena kenyataannya alur tersebut telah hancur.
Sherren bahkan tak mengetahui keberadaan sang female lead serta male lead yang hilang seperti di telan bumi, Sherren sempat menanyakan perihal Adel atau Galang kepada Jaxson dan yang lainnya namun mereka dengan tegas menjawab bahwa mereka berdua berada di tempat yang seharusnya.
Sherren bingung, ia hanya ingin tau saja keadaan Adel, seorang perempuan yang sangat membenci dirinya.
di sisi lain juga Sherren tak pernah mendengar kembali perihal Xavier, jujur saja Sherren ingin menemui Xavier karena sesuatu masih mengganjal dalam hatinya terhadap Xavier.
masih banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada Xavier beserta Adel, meskipun ia sudah tau masa lalu yang dialami oleh 'Sherren' asli, namun pertanyaan dalam benaknya masih menumpuk.
ia butuh sudut pandang Xavier dan Adel agar semuanya jelas, namun sangat di sayangkan setiap Sherren menanyakan perihal Xavier dan Adel respon yang ia dapat adalah nihil.
orang-orang di sekitar Sherren enggan untuk membuka mulut membahas Xavier beserta Adel, oleh karena itu Sherren hanya bisa pasrah dan biar waktu yang menjawab semua nya.
satu lagi hal yang mengganjal di hati Sherren, mengapa tiba-tiba ia dekat dengan inti Tafhana, seingatnya dalam novel ia hanya terlibat dengan Arga tidak dengan yang lainnya.
"sebenernya hal apa yang harus aku selesain di dunia ini? gak mungkin aku masuk ke dunia ini tanpa tujuan apapun"
Sherren memijit pelipis nya, ia bangkit dari kursi belajar nya, keluar dari kamar dan melangkah menuju ruang tengah hendak menunggu kedatangan Jaxson dkk.
sekarang hari kamis, aktivitas Sherren dan yang lainnya lalui seperti biasa tanpa masuk sekolah, Sherren sebenarnya sangat ingin kembali masuk sekolah di tambah ia juga rindu dengan Nean, sahabat sebangkunya yang sudah lama ia tak tau kabar nya, namun sangat di sayangkan ia harus mengurungkan nya karena larangan dari Jaxson dkk.
pengobatan kemoterapi pun tak pernah Sherren lewati, ia selalu menjalankan nya selama 2 kali dalam seminggu, tak luput juga dukungan dari Jaxson dkk nya yang selalu menemani nya.
Sherren tau dan Sherren sadar bahwa perlakuan dari Arga, Jaxson, Elang serta Raja sedikit berbeda kepada nya, Sherren merasa keempat nya memperlakukan dirinya lebih sebagai seorang sahabat.
entahlah mungkin perasaan nya saja, namun jika itu benar Sherren tak tau dan bingung apa yang harus ia lakukan kedepannya.
Sherren menghembuskan nya kasar, saat memikirkan bahwa masih banyak hal yang harus ia selesaikan, dan masih banyak juga pertanyaan yang harus segera mendapatkan jawabannya.
tok tok tok
"SHERREN!!"
ketukan pintu di susul dengan teriakan seseorang membuat Sherren tersentak kaget, Sherren bangkit serta melihat kearah pintu bahwa Jaxson dkk nya telah sampai dan tengah membuka sepatu mereka.
Bagas, sang empu yang berteriak kini tengah kegirangan, dengan ekspresi cerahnya Bagas melangkah menuju Sherren, setelah saling berhadapan Bagas tanpa kata memeluk Sherren dengan diiringi lompatan-lompatan kecil.
Sherren bingung namun tersenyum dan mengikuti apa yang di lakukan Bagas, tak lama lompatan itu berhenti di susul dengan terlepas nya pelukan.
"Sher.... tau gak?!" ucap Bagas excited, namun Cakra dengan kesal memukul punggung Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]
Random[TERBIT + PART TIDAK LENGKAP DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN!!!] {BUKU MASIH BISA DI PESAN!!} Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel masih lah...