32

13.6K 1.1K 75
                                    

Satu Minggu kemudian.

sudah seminggu berlalu, Sherren menepati janjinya untuk tak melawan atau bahkan membantah Xavier.

dengan itu pula Xavier memperlakukan nya dengan lembut namun lama-kelamaan Xavier semakin berani melakukan beberapa skinship yang sangat membuat Sherren tak nyaman.

perihal obat, Sherren berhasil mengambil nya tanpa di ketahui oleh Xavier bahwa barang yang sangat berharga bagi Sherren ialah obat khusus pengidap leukemia.

selama Sherren bersama Xavier, Xavier belum sedikitpun tau tentang penyakit yang di derita oleh Sherren.

"Vier" panggil Sherren pelan kepada Xavier yang kini merebahkan kepalanya di paha Sherren.

"hm? butuh sesuatu sayang?" tanya Xavier sembari menatap wajah cantik Sherren dari bawah.

"tolong lepasin rantai yang ada di kaki aku" ucapan Sherren mampu membuat Xavier menatap nya tajam.

"lepasin?" tanya Xavier datar, Sherren seketika gelagapan saat melihat respon sang empu.

"aku udah bilang sama kamu, kalau cukup tangan kamu aja yang aku lepasin, kaki kamu jangan" jelas Xavier yang membuat Sherren diam.

"kenapa?" tanya Sherren bingung.

"kenapa? ya karena aku gak mau kalau semisalnya aku buka rantai di kaki kamu, otomatis kamu bakal pergi dari aku, iya kan?!" tanya Xavier sembari bangun dan duduk di hadapan Sherren, tak lupa tangan nya memegang pundak Sherren.

"e-enggak Vier... a-aku ga-"

"bohong!! aku gak mau kamu sampai pergi lagi gara-gara aku percaya sama ucapan kamu" sentak Xavier yang membuat Sherren terdiam, menatap Xavier tak percaya.

"tapi aku gak nyaman Vier..., kaki aku sakit, aku gak akan ninggalin kamu sebelum mereka nemuin aku" terntu saja kalimat terakhir nya Sherren ucapkan dalam hati.

"Vier... aku mohon.." ucap Sherren memelas.

Xavier diam dan menatap lamat ke arah Sherren sembari menyeringai, tak lama Xavier menyetujui ucapan Sherren.

"oke" balas Xavier singkat masih dengan seringai nakalnya, yang membuat Sherren kegirangan namun ia tahan.

"tapi..." Sherren kembali diam dan menatap bingung kearah Xavier.

"tapi apa?" tanya Sherren bingung.

"tapi... aku harus dapat timbal baliknya iya kan?" ucap Xavier enteng.

"a-apa?!" ucap Sherren terkejut akan perkataan Xavier.

"kenapa kaget hm? aku udah baik loh mau ngelepasin rantai ini, harusnya aku dapat hadiah iya kan? Sherren?" tanya Xavier lembut namun bibirnya masih menyeringai nakal.

Sherren terdiam kaku, Sherren harus waspada akan sosok Xavier, meskipun Xavier memperlakukan nya dengan lembut selama Sherren di tahan, tak menutup kemungkinan bahwa Xavier bisa kapan saja melukai atau bahkan melakukan hal di luar nalar kepada Sherren.

bingung kini melanda Sherren, ia ingin terlepas dari rantai yang selama ini membelenggu kakinya, namun setelah mendengar perkataan Xavier, otak Sherren mendadak kosong.

"kenapa diem aja?" tanya Xavier lembut dengan ekspresi nakal nya dan tangannya mulai meraih rahang Sherren, sedikit kasar.

"jawab sayang!" sentak Xavier yang membuat kesadaran Sherren kembali, namun Sherren harus menahan sakit kala rahangnya di cengkram oleh Xavier.

"shh.. le-lepas" ucap Sherren mencoba melepaskan tangan Xavier.

"kamu mau rantai nya di buka kan? kalau mau, kamu harus nurut dan jangan pernah nolak permintaan aku apapun itu!! ngerti?!!" ucap Xavier semakin mengeratkan cengkraman nya.

I'm not perfect Woman's!! {END} [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang