Tengah asyik memakan batagor ada seseorang menumpahkan minuman ke batagor yang sedang dia makan. Sang pelaku tertawa akan aksinya tersebut.
Pemuda korban bully hanya diam. Dia memilih pergi daripada menghadapi seseorang tidak berguna. Siswa itu kesal dia menarik kerah baju sang korban bully.
Namun ternyata dia salah memilih lawan. Korban yang dia tuju malah memutarkan tangan miliknya hingga berbunyi kretek. Dia mendorong orang tersebut karena kesakitan.
"Aku tahu dirimu," ujarnya datar.
"Ck kau hanya anak haram dari pak Mahendra!" kesalnya.
"Lucu sekali ucapanmu," ujar Deva santai.
"Apa maksudmu?!" kesalnya.
"Namamu persis seperti orang yang kupenjarakan atas kasus pencemaran nama baik ayahku. Kukira nama Rivaldo lain akan sedikit beradab ternyata sama saja," ujar Deva.
"Jangan sombong kau!" kesal Rivaldo.
"Aku bisa membuat keluargamu hancur seketika apabila kau tetap membully murid lain," ujar Deva.
"Aku tidak takut ancaman darimu!" pekik Rivaldo.
"Heh kau meremehkan diriku," ledek Deva.
Rivaldo yang kesal memukul wajah Deva. Namun tidak berhasil dikarenakan Deva menghindar. Setiap pukulan Rivaldo tidak mengenai Deva sama sekali. Namun dia berhenti akibat tangan kanannya terasa nyeri disebabkan Deva sebelumnya.
Perlahan-lahan Deva mundur membiarkan Rivaldo terjatuh sendiri. Sesuatu perkiraan Deva ternyata Rivaldo terjatuh seketika. Suara erangan Rivaldo terdengar jelas dia kesakitan.
Tak lama guru konseling datang mendengar laporan bahwa ada keributan di kantin. Deva yang terbiasa membuat masalah jalan duluan tidak peduli akan keadaan Rivaldo sama sekali.
Yah di kantor dia dimarahin habis-habisan oleh kedua orangtua Rivaldo. Mereka memaki Deva dengan segala hal bahkan mengatai Deva tidak bermoral.
"Ck kau pembully anak orang lain!"
"Harusnya kau sadar diri bahwa kau hanya anak beasiswa!"
"Benar! Tempatkan dirimu disini!"
"Jangan karena otakmu pintar kau bisa menghajar orang begitu saja!" kesal sang bapak.
"Pasti kau hanya anak yatim piatu dari panti asuhan!" remeh sang ibu.
"Maaf sebelumnya aku hanya piatu bukan yatim piatu," sahut Deva.
"Heh pantas tidak beradab kau!" kesal sang bapak.
"Jadi permasalahan apalagi hari ini?" tanya seseorang.
Suara yang amat dikenal Deva terdengar. Pemuda itu memilih mundur membiarkan sang ayah menyelesaikan masalah.
"Oh kalian wali murid dari siswa yang dihajar putraku," ujar Fahri santai.
Terlalu sering dipanggil sekolah hingga membuat Fahri terbiasa akan segala kenakalan anaknya. Lagipula kenakalan Deva masih batas wajar beda lagi apabila Deva terkena kasus mengenai obat-obatan terlarang.
"Pak Mahendra?!" kaget sang bapak.
"Oh kamu," ujar Fahri santai.
"Jadi anak itu putra anda," tunjuk sang ibu kearah Deva.
"Yah Deva putraku," ujar Fahri.
"Pah ganti rugi kayaknya perlu ke rumah sakit tuh," ujar Deva kepada sang ayah.
"Aku akan transfer ke rekeningmu. Mengenai jabatan dirimu tidak perlu dipikirkan, aku bukan tipikal pemimpin yang mudah mengambil keputusan karena suatu hal," ujar Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radeva (END)
Teen FictionBukan Cerita Berunsur BL/LGBT. Jadi stop mikir ini cerita tentang itu semua. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. "Terpenting ada papa di sisiku aku merasa aman di dunia ini," Deva Start : 08 Februari 2024 Finish : 23 Juni 2024