22

539 46 2
                                    

Janji Fahri dilaksanakan sekarang dia tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli baju lebaran. Dia membiarkan Deva memilih baju sesuai keinginan sendiri.

Sang duda memilih duduk menunggu kehadiran sang anak. Daripada bosan Fahri menonton film di hp miliknya tak lama ada seseorang duduk di samping Fahri.

Fahri sedikit bergeser memberikan jarak agar tidak terlalu dekat. Dia tidak suka dekat orang asing yang membuat dia tidak nyaman.

Ketika orang tersebut akan mendekat Fahri memilih berdiri dibandingkan mendekat. Pria itu melirik kearah dimana orang tersebut berada.

Dia tidak mau terlalu dekat dengan seorang gadis ataupun wanita dikarenakan aturan agama. Saat wanita itu berusaha menepuk pundak Fahri dihindari olehnya.

"Kau memerlukan sesuatu?" tanya Fahri sopan.

"Bisa kau berpura-pura menjadi pacarku bang," ujarnya.

"Maaf tidak bisa," jawab Fahri.

"Kenapa bang?" tanya wanita tersebut.

"Aku telah menikah," sahut Fahri.

"Ah baiklah," ujar wanita itu.

Suara langkah kaki mendekat membuat mereka berdua menatap kearah depan. Wanita itu seketika tersenyum saat melihat wajah bahagia pemuda di depannya.

Saat mendekat kearah sang pemuda berbalik arah menuju kearah pria yang tengah sibuk bermain hp.

"Oi gua tanya bagaimana bagus gak bajunya?" tanya Deva kepada sang ayah.

"Bungkus aja kalau lu suka," jawab Fahri.

"Lu mau samaan gak sama gua?" tanya Deva.

"Boleh deh. Warna putih ya," ujar Fahri.

"Okey," sahut Deva.

"Maaf a boleh minta tolong," ujar sang wanita.

"Siapa dia pah?" tanya Deva kepada Fahri.

"Entahlah," ujar Fahri.

"Yuk cari celana buat papa!" ajak Deva.

"Kami permisi kak. Assalamualaikum," ujar Fahri.

Mereka berdua pamit meninggalkan sang wanita yang nampak kaget tentang panggilan Deva kepada Fahri.

"Tipe idamanku," ujar sang wanita.

Dia memilih pergi di tempat Fahri pria dewasa itu tengah memilih celana untuknya ketika mengambil celana yang dia inginkan tangan lain juga mengambil. Ketika bertatapan ternyata itu seorang wanita membuat Fahri mengalah.

"Maaf kak aku duluan yang mengambil," ujar Fahri.

"Enak aja lu! Gua yang duluan!" protes sang wanita.

"Galak seperti Bella dulu," batin Fahri.

Wanita itu pergi begitu saja meninggalkan Fahri yang terdiam menatap kepergian sang wanita. Mungkin rasa cinta sebagai seorang manusia memang masih ada dalam diri Fahri.

"Kurasa lebih baik mendengarkan pendapat Deva dulu," batin Fahri menatap kepergian sang wanita.

Entah kenapa Fahri merasa bahwa wanita yang dia mengambil celana tersebut sedikit menarik. Maklum Fahri telah lama memendam kisah romantis dalam hidupnya dan memilih mengurus sang anak sendirian.

"Papa!" panggil Deva.

"Eh?!" kaget Fahri.

"Lihatin apa?" tanya Deva.

"Bukan nanti papa ceritakan di rumah saja," ujar Fahri.

"Baiklah," sahut Deva.

"Udah ketemu celana yang kamu mau?" tanya Fahri kepada sang anak.

Radeva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang