9

762 64 10
                                    

Jam pulang sekolah menyenangkan setiap siswa atau siswi entah dijemput atau menggunakan kendaraan pribadi. Di parkiran ada tiga murid belum pulang mereka tengah menunggu jemputan.

"Tumben abang tidak bawa motor?" heran Atha.

"Kesiangan males manasin motor," sahut Deva.

"Aku belum pernah melihat kalian dijemput," ujar Epy.

Yah mereka bertiga duduk di pos satpam sekolah menunggu jemputan. Sosok Deva memang kesiangan bangun makanya dia lebih memilih berangkat bersama sang ayah. Sementara Atha belum diizinkan menggunakan kendaraan pribadi.

"Kalian pasti anak orang kaya raya. Enak tinggal meminta tanpa perlu bekerja keras," ujar Epy.

"Aku tidak punya harta itu. Hartaku sekarang masih atas nama ayahku dan merupakan titipan sang pencipta," sahut Atha.

"Oi bayi besar!" pekik seseorang.

"Tuh dipanggil!" ledek Atha.

Sosok Fahri berlari kearah anaknya tak lupa mencium kening dan kedua pipi Deva. Gadis yang berada disana kaget atas interaksi mereka. Penampilan Fahri sedikit santai dia menggunakan kemeja biru, celana hitam, sebuah masker yang digunakan, dipadukan dengan sneaker putih polos, dan jas kantor yang dia sampirkan di pegang di tangan begitu saja.

 Penampilan Fahri sedikit santai dia menggunakan kemeja biru, celana hitam, sebuah masker yang digunakan, dipadukan dengan sneaker putih polos, dan jas kantor yang dia sampirkan di pegang di tangan begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Fahri)

"Wih ada cewek nih," ujar Fahri tengil.

"Mata lu tahu aja!" kesal Deva.

"Walaupun udah dewasa mata gua belum rabun ya! Cewek cantik begini masa dianggurin kan rugi," ujar Fahri.

"Udah tua lu! Tobat harusnya!" pekik Deva.

"Om anaknya suka tuh sama cewek itu," ujar Atha.

"Hey!" protes Deva.

"Wah pantes semakin rajin tahajud nya ternyata mau nikung lewat sepertiga malam," ledek Fahri.

Merasa kesal Deva menginjak kaki sang ayah meninggalkan Fahri begitu saja masuk ke dalam mobil milik ayahnya. Penampilan santai Fahri ditatap berbinar sebagian siswi sebagian sudah tahu bahwa dia ayah Deva, namun tetap saja penampilan Fahri tidak menunjukkan bahwa dia seorang duda beranak satu.

"Om narik perhatian lagi tuh," ujar Atha.

"Maklum orang ganteng," sahut Fahri.

"Maaf kamu kakaknya Zyan?" tanya Epy hati-hati.

"Bukan aku ayahnya," sahut Fahri.

"Mahendra Sabil Al Fahri duda anak satu jangan tebar pesona mulu!" kesal Deva.

"Heh kurang ajar lu!" kesal Fahri.

"Buruan om sebelum anaknya tantrum," ujar Atha.

"Sampai jumpa gadis-gadis manis! Cowok ganteng mau pergi!" genit Fahri.

Radeva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang