Selesai salat taraweh Deva memakan takjil yang dia beli ketika ngabuburit sementara anak kecil bernama Shibal menatap Deva saja.
"Mau?" tawar Deva.
"Tidak," jawab Shibal.
"Om telah mendapatkan informasi mengenai kedua orangtuamu," ujar Fahri.
"Tapi aku sedikit heran kok om dan aa seperti seumuran," ujar Shibal.
"Maklum om menikah muda makanya sekarang punya anaknya sudah dewasa," ujar Fahri.
"Papa!" panggil Deva.
"Kenapa?" tanya Fahri.
"Baju lebaran Dev sudah check out ya besok datang," ujar Deva.
"Berapa totalnya?" tanya Fahri.
"2 juta semuanya," ujar Deva.
"Tumben dikit," ujar Fahri.
"Maklum dapat diskon," sahut Deva.
"Pantesan aja," ujar Fahri.
"Istri om dimana kok tidak terlihat?" tanya Shibal.
"Mama di surga," jawab Deva.
Ucapan sederhana Deva membuat Shibal terdiam. Dia menatap bergantian Deva dan Fahri. Raut wajah mereka tidak ada raut sedih sama sekali.
"Bagaimana kalau om mencari orangtua pengganti untukmu?" tawar Fahri.
"Memang bisa orangtua diganti?" beo Shibal.
"Bisa kok," sahut seseorang.
Deva yang mendengar ucapan seseorang melihat kearah depan ternyata ada Angelo disana. "Opa ucapkan salam dulu sebelum masuk ke dalam rumah," nasihat Deva.
"Lha daddy?!" kaget Fahri.
"Hehehe halo anakku dan cucuku!" sapa Angelo.
Deva berdiri lantas salim kepada Angelo dan Fahri juga melakukan hal yang sama sementara Shibal menatap heran akan hal itu.
"Dia anak siapa dek?" tanya Angelo kepada Fahri.
"Daddy aku sudah dewasa berhentilah memanggilku adek," keluh Fahri.
"Yah kamu tetap saja anak bungsu daddy," sahut Angelo.
"Itu anak yang dibuang kedua orangtuanya opa," jawab Deva.
"Kenapa banyak sekali kasus anak kecil dibuang orangtuanya di indonesia sih?" heran Angelo.
"Maklum daddy kebanyakan mengikuti trend menikah muda tanpa persiapan mental maupun finansial," jawab Fahri.
"Sendirinya juga sama," sindir Angelo.
"Yah aku dulu memiliki tabungan makanya bisa menghidupi istri dan anakku," ujar Fahri.
"Nama kamu siapa nak?" tanya Angelo kepada anak kecil tersebut.
"Shibal," jawab Shibal.
"Kok?" bingung Angelo.
"Kurasa kita perlu mengganti nama kamu," ujar Fahri.
"Menggantinya," Beo Shibal.
"Sabo Luffy itu nama kamu sekarang," ujar Fahri.
"Oi kamu ini beri nama yang benar kenapa?!" protes Angelo.
"Naruto deh," ujar Fahri.
"Selain itu semua!" pekik Angelo.
"Sungliht deh," ujar Fahri.
"Aku heran nama Deva dari siapa sih," ujar Angelo heran.
"Kedua nama anakku dari istriku saja sisanya ujung nama baru aku," jawab Fahri polos.
"Lihat Dev ayahmu benar-benar menyebalkan," ujar Angelo.
"Kan aku juga sama seperti papa," sahut Deva.
"Sudah tidak heran om kamu sering emosi apabila setelah pulang berkunjung dari sini," ujar Angelo.
"Jadi nama yang bagus apa daddy?" tanya Fahri kepada sang ayah.
"Kalief Mustafa nama dia sekarang," ujar Angelo.
"Arti namanya apa opa?" tanya Deva.
"Kelak menjadi anak yang terpilih untuk sukses," ujar Angelo.
"Opa hebat bisa memikirkan nama sangat cepat," ujar Deva.
"Daddy punya rekomendasi orangtua untuk dia?" tanya Fahri.
"Kau tidak berniat merawat bocah ini?" tanya Angelo.
"Putraku sudah ada kurasa menambah anak kembali tidak aku butuhkan," ujar Fahri.
Fahri menepuk pundak sang anak yang resmi berganti nama tersebut. "Maaf om tidak bermaksud menyakiti hatimu cuma om tidak yakin merawatmu ditambah sebentar lagi om akan mengikuti langkah kaki Deva untuk ke kota tujuan dia kuliah," ujar Fahri.
"Tidak masalah kok," ujar Kalief.
"Rekan bisnis ada yang kesulitan memiliki keturunan tidak, Ri?" tanya Angelo.
"Entahlah aku jarang mengorek informasi pribadi. Bagiku itu bukan hal yang perlu aku tahu," ujar Fahri santai.
"Daddy akan mencari rekan bisnis muda yang menginginkan seorang anak," ujar Angelo.
"Terimakasih bantuan daddy," ujar Fahri.
"Bukan masalah nak," ujar Angelo.
"Malam ini kamu tinggal disini dulu ya nanti besok pagi om ajak ke rumah singgah untuk menunggu orangtuamu yang baru," ujar Fahri.
"Baiklah om," ujar Kalief.
Sementara Deva asyik sendiri makan takjil dia hanya menjadi pendengar saja malas ikut campur. Setelah merasa kenyang Deva menyimpan takjil yang tersisa ke dalam kulkas dia dengan cepat naik ke pangkuan Fahri yang tengah berbicara dengan Angelo.
Merasakan rambut di dada Fahri menatap tubuh sang anak yang memeluk dirinya sangat erat. Bahkan Angelo terkekeh geli melihat tingkah manja Deva. Yah dia paham mengapa Fahri tidak bisa menambah anak lagi karena sosok Deva sangat manja terhadap Fahri.
"Bobo," gumam Deva.
Dengan lembut Fahri mengelus rambut Deva hingga sang anak tertidur. Anak kecil yang menatap keluarga harmonis di depan matanya sedikit iri.
"Om janji akan memberikanmu keluarga harmonis cuma bukan disini," ujar Fahri.
"Iya om," ujar Kalief.
"Lebih baik kamu ikut aku saja anak kecil," ujar Angelo.
"Jangan bilang daddy berniat mengadopsi Kalief?" tebak Fahri mengerti jalan pikiran Angelo.
"Roy dan kau telah dewasa jadi kurasa memiliki satu anak kecil lagi bukan masalah," ujar Angelo.
"Hey kau sudah tua!" protes Fahri.
"Oi usiaku belum enam puluh tahun!" pekik Angelo.
"Daddy pikirkan masa depan anak ini. Usiamu tidak lagi muda lebih baik mencari keluarga lain untuk merawatnya," nasihat Fahri.
"Yah baiklah. Aku membawa dia pergi dari sini," ujar Angelo.
"Aku akan memberitahu daddy apabila menemukan keluarga yang pas untuk anak tersebut," ujar Fahri.
"Baiklah aku mengerti," ujar Angelo.
Angelo pamit pulang dengan membawa Kalief sementara Deva telah tertidur lelap dalam dekapan sang ayah.
Sifat manja Deva terkadang membuat Fahri sedikit khawatir dia bahkan lebih suka diam dibandingkan berbicara apabila merasakan suatu hal.
Jangan lupa tinggalkan vote, komentar dan kritikan agar penulis semakin bersemangat menulis.
Sampai jumpa
Jumat 29 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Radeva (END)
Teen FictionBukan Cerita Berunsur BL/LGBT. Jadi stop mikir ini cerita tentang itu semua. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. "Terpenting ada papa di sisiku aku merasa aman di dunia ini," Deva Start : 08 Februari 2024 Finish : 23 Juni 2024