15

629 51 2
                                    

Kericuhan suara membuat sosok Deva yang biasanya hiperaktif terdiam. Beberapa jam yang lalu keluarga angkat sang ayah datang ke rumah. Mereka berencana akan berbuka puasa disini dan taraweh bersama.

Sebenarnya Deva tidak masalah namun yang jadi masalah yaitu tingkah laku Roy dan Annisa. Ayah dan anak tersebut rusuh sekali membuat Deva malas.

Bahkan sejak tadi Deva mengikuti langkah kaki Fahri kemanapun. Sang ayah bahkan heran akan tingkah laku Deva sejak tadi.

"Kenapa kamu mengikuti papa nak?" tanya Fahri.

"Dev malas," ujar Deva.

"Mau digendong papa?" tanya Fahri.

"Tidak malu," sahut Deva.

"Puasanya sudah bolong berapa hari?" tanya Angelo kepada sang cucu.

"Belum," sahut Deva.

"Mau hadiah dari opa?" tanya Angelo.

"Berikan hadiahnya ke panti asuhan saja. Dev sudah dapat hadiah dari papa kok," sahut Deva.

"Berikan apa lu sama Dev?" tanya Angelo kepada Fahri.

"Biasalah action figure sama baju cosplay," sahut Fahri.

"Kagak kasih mobil atau motor?" tanya Angelo.

"Dev tidak mau katanya sudah punya untuk apa beli lagi," ujar Fahri.

"Kesederhanaan yang kau didik mampu membuat anakmu menjadi anak yang begitu bersahaja," ujar Angelo memuji cara didik sang anak.

"Uang jajan saja dia jarang gunakan," ujar Fahri.

"Yah kau sangat ketat mengenai aturan agama wajar Deva menjadi pemuda yang sangat soleh," ujar Angelo.

"Kurasa ilmu agama sangat penting bagi kehidupan Deva kelak. Apabila aku berhasil mendidik dia menjadi seorang pemuda yang soleh maka di masa depan dia mampu mendidik cucuku," ujar Fahri dengan senyumannya.

"Papa!" panggil Deva.

"Ada apa nak?" tanya Fahri.

"Dev mau beli cilor untuk mengemil setelah berbuka puasa," ujar Deva meminta uang kepada Fahri.

"Ajak kakakmu," ujar Fahri.

Deva menggelengkan kepalanya tidak mau. Dia mengambil uang dari tangan sang ayah lantas berlari begitu saja keluar rumah. Aksi Deva membuat orang yang berada di ruang tamu sedikit kaget.

"Anakmu kenapa sih, Fahri?" tanya Angelina.

Fahri terkekeh geli akan tindakan Deva yang seperti anak-anak. "Minta jajan mom makanya langsung ngacir kabur setelah diberi uang," sahut Fahri.

Annisa keponakan Fahri duduk di samping sang oma. Dia menatap wajah sang ayah dengan wajah memohon. Tidak tega sang ayah memberikan uang kepada anaknya itu.

Setelah mendapatkan apa yang dia mau. Gadis tersebut berlari keluar rumah menyusul sang adik sepupu untuk jajan.

Roy mengelus perut sang istri Isma yang mulai membesar. Jarak antara anak pertama dan anak keduanya sangat jauh. Bahkan dokter sedikit was-was akan kandungan Isma kali ini.

Usia Isma yang menjadi faktor kenapa dia sangat beresiko ketika mengandung. Annisa sebentar lagi akan memasuki masa sibuk kuliah makanya dia jarang pulang ke rumah ketika libur semester.

Mungkin kehadiran bayi akan membuat suasana rumah menjadi ceria menurut Roy. Jadi dia rasa menambah anak bukan masalah untuknya.

Walaupun begitu Roy sedikit mendapatkan nasihat dari Fahri bahwa usia Roy dan Isma mungkin saja semakin tua ketika anak keduanya tumbuh berkembang.

Radeva (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang