4.

12.1K 373 6
                                    

Dua Minggu kemudian Riana kembali dengan aktifitasnya sebagai model, meskipun dirinya sudah tidak memiliki harapan, tapi ia harus bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Satu Minggu juga Riana selalu mengganggu Melvi, dan akhirnya hubungannya dengan sang tunangan, dibatalkan karena Melvi yang menginginkan nya. Dengan syarat Melvi harus datang ke acara yang keluarganya adakan. Entah apa yang keluarganya rencanakan sekarang. (Ada cerita di FMIKP)

"Udah selesai ya Dit?" Tanya Riana.

"Udah dong Ri, seperti biasa sangat mengagumkan." Ucap fotografer yang tak lain temannya sendiri bernama Raditya, Riana tertawa.

"Syukur deh, gue pulang duluan ya." Pamit Riana.

"Yo'i."

"Woy mau kemana Lo." Tegur sang manager Riana, namanya Dita.

"Gue balik duluan, untuk hari ini Lo gue kasih libur." Ucap Riana.

"Wahh bener nih ya, Lo emang bos Ter the best." Dirinya dan Dita adalah teman masa SMA, jadi bahasanya tidak kaku.

Untuk hari ini Riana ingin refreshing, menikmati kesendirian dan hidupnya yang sudah tidak memiliki harapan. Riana berjalan kaki menyusuri jalan, yang entah pergi kemana. Tak lupa juga ia memakai wig dan kacamata hitam untuk menutupi identitasnya sebagai model.

Satu jam kemudian Riana pergi ke pantai, ia merentangkan tangannya dan memejamkan matanya. Dirinya butuh ketenangan, sebentar saja karena dirinya yakin saat pulang ke rumah masalah selalu datang. dan entah kenapa akhir-akhir ini hatinya terasa tidak tenang.

Riana duduk sambil melempari batu ke air, ini yang sering Riana lakukan jika sedang sedih. "Ternyata sudah sore, gue pulang deh. Takutnya ibu gue sendiri ngira gue tidur sama laki-laki lain lagi." Riana tertawa sendu.

"Setelah semuanya yang terjadi, semoga ada kebahagiaan untuk gue. Meskipun gue tau gue jahat, tapi berharap dulu tidak masalah bukan?" Gumamnya lalu kembali pulang ke rumah.

Malam hari.
Keluarga Candrawan sedang berkumpul bersama. "Lihat deh Yah, Riana cantik banget di majalah ini." Seru Rani menunjukkan Poto Riana ke Andri.

"Ya, bagus." Komentarnya.

"Ternyata ga salah, ibu nyuruh kamu jadi model." Ucapnya bangga.

Riana tersenyum. "Ya, tidak salah sama sekali Bu-" sampai aku yang jadi korban dan selalu minum obat penenang- lanjut Riana didalam hati.

Kring kring

Bunyi ponsel Andri berbunyi, Andri pergi ke ruang kerjanya. Sepeninggalan Andri, Rani menanyakan sesuatu kepada anaknya.

"Riana Sudah memiliki rencana, untuk menjebak Melvi?"

"Maksud ibu?"

"Ck acara keluarga kita sebentar lagi Riana, emangnya kamu mau putus dari Melvi?"

Riana terdiam. "Jadi, ibu mau aku gimana?"

Rani tersenyum antusias. "Ibu punya ide Riana, ibu yakin Melvi sedang merencanakan sesuatu. Kamu harus kasih Melvi afrodisiak."

"Jangan gila Bu." Seru Riana tidak terima.

"Loh kenapa kaget gitu, bukannya kamu udah biasa?" Sakit hati Riana mendengar kata itu lagi. "Ingat Riana! Jika kamu tidak melakukan itu perusahaan Candrawan bisa hancur, kamu mau semuanya hancur karena keegoisan kamu yang tidak ingin membantu kami? Setidaknya berkorban lah untuk orangtuamu." Jelas Rani. Kenapa, kenapa harus dirinya lagi yang berkorban. Belum cukupkah semua pengorbanan ku?- pikir Riana.

Rani yang tau Riana tidak ingin mendengarkan perintahnya, kembali membujuknya. "Riana, bukankah kamu bilang kamu masih perawan? Jika iya, maka buktikan dengan tidur bersama Melvi. Maka nanti Melvi akan jatuh ke tangan kamu lagi, gimana?" Ibu benar, jika aku membuktikannya maka Melvi akan mempercayaiku kembali- pikir Riana.

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang