9.

10.7K 480 15
                                    

Sepanjang jalan pulang, keduanya tidak ada yang berbicara. Riana yang merasa aneh dengan sifat Galen, sedangkan Galen juga aneh dengan dirinya. Galen menyukai Riana tapi juga membencinya, ia bingung sendiri dengan perasaannya tapi Galen tidak ingin goyah dengan perasaannya.

Keduanya sampai dirumah, tapi Galen langsung pergi ke kamarnya tanpa berucap apapun. Riana jadi bingung sendiri sebenarnya apa yang membuat Galen jadi diam, ya meskipun emang sikapnya kaya gitu sih.

Riana juga balik ke kamarnya, setelah bersih-bersih ia tidur.

******
Pagi harinya, Riana memasak untuknya dan Galen makan. Setelah selesai Riana membangunkan Galen, takutnya nanti dia kesiangan.

Tok tok tok

Riana terus mengetuk pintu kamar Galen tapi tidak ada sahutan, pelan-pelan Riana membukanya lalu masuk ternyata tidak ada siapapun. Apa Galen sudah berangkat kerja? Saat dirinya akan pergi suara pintu terbuka membuatnya berhenti melangkah, ia membalikkan badannya melihat Galen. Wajahnya langsung memerah melihat penampilan Galen sesudah mandi.

Galen pun tak kalah terkejutnya melihat Riana ada di kamarnya, ia menatap datar Riana. "Lain kali, jangan masuk kamar saya." Ucapnya dingin lalu mengambil pakaiannya.

Riana yang tidak enak meminta maaf. "Maaf, gue pikir Lo belum bangun takutnya nanti Lo kerja kesiangan." Cicitnya, tapi tidak dijawab oleh Galen.

"Kalo gitu, gue balik ke kamar. Oh iya! Tadi gue masak, kalo Lo laper makan aja." Setelah mengatakan itu Riana berlari terbirit-birit dengan wajahnya yang memerah, bagaimana tidak tadi Galen beres mandi dengan handuk yang menutupi tubuh bawahnya saja. Riana juga melihat perutnya yang sixpack, meskipun waktu itu sudah melihatnya tapi ia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi.

"Sangat memalukan." Ucap Riana sembari mengipasi wajahnya yang panas.

Beberapa menit kemudian Riana balik lagi ke dapur, dan ternyata makanannya masih utuh. Itu berarti Galen tidak memakan makanannya, Riana menghela nafasnya kecewa. "Sebenarnya apasih kesalahan gue?" Gumam Riana. Saat Riana berbalik ingin pergi dirinya terkejut karena Galen berada dibelakangnya.

"Lo... Belum berangkat kerja?" Tanya Riana masik Kaget.

"Menurutmu." Ucapnya, lalu duduk ditempat makan dan mulai melahap makanannya. Riana juga duduk dihadapan Galen dan menatapnya intens.

"Berhenti melihat saya seperti itu." Tegur Galen, Riana jadi kikuk sendiri karena kepergok bahkan wajahnya kembali memerah.

Galen beres makan, sekarang giliran Galen yang menatap Riana.

"A-apa?" Tanya Riana.

"Jangan kerja sebagai model." Ucap Galen tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Saya tidak suka." Riana mengernyit lalu urusannya apa jika Galen tidak menyukainya.

"Iya, terus kenapa?" Tanyanya heran, bukannya menjawab Galen malah mengalihkan pembicaraan.

"Kita akan pindah dari sini."

"Kemana?"

"Italia."

Mata Riana melotot. "Ga mau, gue mau disini." Bantahnya.

"Bukan pertanyaan tapi pernyataan." Ucap Galen datar.

"Gue tetap ga mau Galen, gue mau disini ditempat kelahiran gue."

"Dan saya tidak menerima penolakan."

"Ga bisa gitu dong Galen, gue punya kehidupan sendiri. Jadi, stop nekan gue untuk terus ngikutin kemauan Lo."

"Kamu punya hutang Budi sama saya."

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang