16.

12.2K 474 9
                                    

"Kamu tahu, sebenarnya Shannon adalah adik kamu." Galen berucap santai tanpa melihat reaksi Riana yang terkejut sampai keselek.

Uhuk uhuk

Dengan cepat Galen mengambil minum untuk Riana. "Apa maksud Lo?" Tanya Raina ngegas.

"Saya bilang Riana adik kamu."

Kejutan apa lagi ini- pikirnya. "Coba jelaskan sejelas-jelasnya Galen."

"Saya bingung jadinya bagaimana ngejelasinnya, intinya Shannon adiknya Dara satu ibu." Jelas Galen. (Jika ada yang penasaran dengan kejahatan yang Riana lakukan dan cerita tentang Shannon dan Melvi silahkan baca di karyakarsa, buka link yang ada di profil wattpad author).

Riana menutup mulutnya tidak percaya dengan fakta yang sebenarnya. "Jadi, maksud Lo. Wasiat yang kak Dara berikan itu bukan buat gue, tapi buat Shannon gitu?"

"Hemm."

"Berarti selama ini gue yang salah paham dong."

"Hemm."

"Jangan hemm hemm terus Galen, jawab yang benar." Seru Riana kesal.

"Ckck iya, yang disuruh Dara menikah dengan Melvi adalah Shannon bukan kamu. Jadi berhenti berfikir jika Shannon yang merebut Melvi dari kamu."

"Ya, mana gue tau sebelumnya."

"Makannya saya kasih tahu kamu."

"Terimakasih Galen Sudah kasih tahu gue, meskipun telat." Cibir Riana. "Berarti selama ini, gue jahat banget ya sama adik gue sendiri."

"Iya."

"Kira-kira kalo gue minta maaf, bakal dimaafin ga ya sama Shannon dan Melvi?"

"Saya tidak tahu."

"Nanti deh gue coba." Ujar Riana.

"Tidak ada waktu, besok kita pulang ke Italia."

"Iya Galen, gue bilang kan nanti."

"Kamu tidak marah dengan fakta sebenarnya?"

"Untuk apa? Gue udah berusaha ikhlasin semuanya dan gue yakin semua masalah ini pasti takdir untuk Gue."

*******
Besoknya Riana dan Galen kembali ke Italia, ia merasa sangat berat meninggalkan Indonesia apalagi orangtuanya tidak ingin bertemu dengannya. Ia harus menyiapkan mental lagi untuk bertemu Adelina, Fradella dan juga pembantu di sana yang selalu mengerjai dirinya.

Diam-diam Riana mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit. "Jika mereka mengerjai gue lagi, maka gue akan melawannya. Apalagi sekarang ada bayi gue, gue ga mau bayi gue kenapa-napa." Gumamnya pelan.

"Sehat sehat anak Bunda." Lirihnya, hatinya menghangat mengatakan itu.

Setelah menghabiskan waktu 18 jam keduanya sampai di Mension Radeva, seperti biasa banyak pelayan yang menatapnya sinis karena bisa dekat dengan tuan muda Galendra.

"Ke kamar, istirahat." Titah Galen lalu berlalu duluan, Raina mengangguk. Jujur saja badan Riana terasa pegal dan lelah menempuh perjalanan jauh seperti itu.

Saat dirinya ingin ke kamar, ia tidak sengaja melihat Della yang sedang menangis di taman. Riana mendekati Della dan duduk disampingnya.

"Lo kenapa?" Tanya Riana.

"Ngapain Lo kesini? Mau ketawa lihat gue nangis?" Sentaknya.

"Engga, gue cuman mau nemenin Lo yang lagi sedih."

"Ga usah, gue muak liat Lo terus!"

"Kenapa Lo benci gue?" Tanya Riana heran.

"Jadi Lo belum sadar diri? Jelas karena Lo bikin sepupu tersayang gue koma."

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang