Lagi-lagi Galen tertawa. "Lalu, siapa yang mengirimkan pesan ke Dara, untuk datang ke alamat yang sangat sepi?" Bukannya menjawab ucapan Riana, Galen membicarakan yang lainnya.
Deg
Air mata Riana menetes. Riana akui dirinya memang mengambil ponsel Melvi, tapi sumpah jika yang memberikan pesan bukan dirinya. "Buk-bukan gu-gue." Ucapnya terbata sambil menggelengkan kepalanya ketakutan.
"Oh bukan kamu, tapi kenapa reaksi mu seperti itu. Hem?"
Riana kembali menggeleng. "Gue ga tau apa-apa soal kecelakaan kak Dara." Lirih Riana
Galen m*ncek*K leher Riana kenceng, membuat Riana kesulitan bernafas. "Tapi nyatanya, Lo penyebab semuanya terjadi Riana!"
"Eng-uhuk gha uhuk." Saat Riana akan pingsan karena kehabisan oksigen, dengan kencang Galen menyentak tangannya. Membuat Riana menubruk tembok lalu terjatuh ke bawah.
Riana menghirup udara sebanyak banyaknya, air matanya kembali menetes Karena membayangkan siksaan tadi dan jika tadi dirinya tidak selamat.
"Sepertinya Saya berubah pikiran, sekarang Buka baju kamu." Ucap Galen tiba-tiba. Ya, saat Riana izin ke Melvi keluar negeri karena ada job sebagai model. Nyatanya tidak ada, dirinya menemani Galen kemanapun Galen pergi. Dengan syarat Riana tidak ingin disentuh oleh Galen, dan Galen pun menyetujuinya. Katanya 'saya tidak Sudi menyentuh tubuh kamu, yang sudah disentuh pria lain. Melihatnya pun saya tidak bernafsu' itu ucapan Galen. Tapi setelah satu bulan, beneran ada job di Amerika untuknya.
Riana terkejut, ia menyusut ke tembok dengan tubuh kembali bergetar. "Gu-gue ga mau, jangan macam-macam Galen!" Riana menyilangkan tangannya di dadanya.
"Kenapa? Bukannya Udah biasa ngelakuin kaya gitu, buktinya kamu bersedia menuntaskan nafsunya Melvi."
"GUE BILANG GUE GA MAU GALEN!." Sentak Riana.
"Tapi saya orangnya pemaksa." Ucap Galen datar, lalu ia mengambil sesuatu di bajunya dan mendekati Riana.
Riana berusaha kabur tapi Galen menarik tangannya lalu memeluk pinggangnya, bahkan Galen kembali mencengkram dagunya. "Buka mulut kamu."
Bukannya membuka Riana Malah merapatkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya pertanda menolak. "Saya bilang buka Riana!" Bentak Galen. Riana tetap pada pendiriannya.
Galen yang sudah emosi memasukkan obat ke mulutnya sendiri, lalu mencium Riana dengan paksa. Agar Riana membuka mulutnya lalu memasukkannya obat ke Riana lewat mulutnya.
Riana dengan terpaksa menelan obat itu dengan air mata yang Terus mengalir. "Bagus, peliharaan harus menurut." Ucap Galen sambil menepuk-nepuk pucuk kepala Riana.
Beberapa menit kemudian tubuh Riana terasa berbeda, dinginnya AC tidak terasa pada Riana. Yang ia rasakan hanya hawa panas yang menyelimuti tubuhnya. "Ap-apa yang Lo be-berikan Galen."
Galen dengan santainya menjawab. "Afrodisiak, seperti yang kamu dan Tante Rani berikan kepada Melvi."
Riana ketakutan ia teringat kembali dengan pelecehan yang dulu pernah dia dapat, tubuhnya gemetar ia mencoba untuk kabur. Tapi Galen menahan tangannya lalu membawanya ke kasur, Riana menggelengkan kepalanya. "Galen, please gue mohon jangan kaya gini. Gue tau gue salah udah menjebak Melvi, tapi gue mohon jangan lakukan apapun kepada gue." Ucap Riana menangis ketakutan sambil memberontak.
"Diam! Saya lakuin ini bukan karena itu sialan!!" Marah Galen, dengan kencang Galen mendorong Riana ke kasur. Riana yang ketakutan beringsut mundur, tapi Galen menarik kakinya lalu menindih tubuh Riana.
"Galen, gue ga tau kesalahan gue atau nyokap gue apa sama Lo. Tapi, sumpah gue ga tau apa-apa. Jadi gue mohon, lepasin gue." Riana berusaha memberontak agar dirinya terlepas, tapi usahanya sia-sia.
"Aaaa"
Malam itu terjadilah hubungan terlarang dari keduanya, Riana yang terus memberontak dan menangis. Tapi Galen terus memaksanya bahkan melakukan sesuatu yang kasar kepada Riana.
*******
Keesokkan harinya Riana masih menangis dengan selimut yang menutupi tubuhnya yang polos, dirinya merasa kotor karena sudah disentuh oleh Galen. Kenapa saat gue lakuin itu ke Melvi tidak ada rasa penyesalan, apa karena gue cinta sama dia? Tapi hari ini menyadarkan gue, apa yang gue lakuin memang salah. Kak Dara maafin gue atas kesalahan semuanya, dan gue mohon tolong jemput gue kak. Gue Udah ga kuat dengan kehidupan yang seperti ini, apa Lo bahagia disana karena jauh dari penekanan? Dan sekarang gue yang merasakan semuanya Kak, maaf- Batin Riana dengan lelehan air mata yang mengalir.Galen yang merasa terusik dengan suara tangis Riana terbangun. "Berisik! Percuma kamu nangis, semuanya sudah terjadi." Ucap Galen santai sambil menyilangkan lengannya dibelakang kepalanya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Tapi saya tidak menyangka, kamu masih per*wan." Riana yang mendengar ucapan Galen kembali menangis dengan keras.
"Saya kira kamu seorang j*l*Ng yang haus akan sentuhan laki-laki, tapi saya beruntung jadi yang pertama." Lanjutnya lalu tertawa jahat.
Riana membalikkan badannya lalu memukul Galen kencang dengan tangannya."PUAS LO! PUAS UDAH BIKIN SEMUANYA HANCUR! GUE BENCI LO GALEN!!" Teriak Riana frustasi.
Galen menangkap tangan Riana yang terus memukulnya. "Saya tidak menyuruh mu untuk menyukai Saya Riana, dan ya. Saya sangat puas lihat anak dari Rani menderita, ini belum seberapa Riana." Ucap Galen tajam.
"LAKUKAN GALEN! LAKUKAN APAPUN YANG LO MAU, KARENA DARI DULU HIDUP GUE UDAH HANCUR!! BANTU GUE, AGAR MENYERAH DIDUNIA INI DAN BERTEMU DENGAN KAK DARA. LAKUKAN SEPUAS LO!!" Teriaknya, lalu pergi melangkah menuju kamar mandi dengan jalan yang aneh.
Tadinya Galen terdiam karena ucapan Riana, tapi akal sehatnya kembali lagi. "Ingat Riana! Ini belum seberapa sama yang nyokap Lo lakukan!" Serunya agar Riana mendengarnya, lalu ia memakai bajunya kembali dan pergi dari hotel ini.
Riana yang dikamar mandi menggosok gosok tubuhnya agar bekas yang Galen tinggalkan menghilang, tapi usahanya sia-sia karena bukannya hilang tapi kulitnya yang berubah warna menjadi merah. "Aarrgggg." Teriaknya frustasi. Ia benci dengan pria itu yang telah mengambil kesuciannya, sungguh dirinya sangat benci. Jika perlu ia tidak ingin bertemu dengannya lagi. Mungkin ini karma buat gue karena gue berusaha menjebak Melvi dan semuanya balik lagi ke gue- pikir Riana.
Riana kembali menangis, ia yang dulu sangat menjaga kesuciannya tapi sekarang direnggut paksa oleh sahabat tunangannya. "Hiks gue udah kotor, ga pantes hidup. Kak Dara, gue capeeeee hiks. Kapan Lo jemput gue?" Riana menenggelamkan kepalanya di lipatan lututnya sebari menangisi kehidupannya, beberapa menit kemudian Riana Sudah tenang.
"Semangat Riana, Lo harus yakin semuanya pasti baik-baik saja." Semangatnya pada diri sendiri, ia tertawa sendu membayangkan kehidupannya setelah ini.
"Mungkin setelah ini, Keluarga gue yang hancur. Karena Melvi sudah membatalkan kerjasama keluarga kita, dan mungkin sebentar lagi orang tua gue dapat karmanya atas perbuatan mereka dulu dan mungkin juga karir gue hancur karena berita diacara tadi." Riana menghapus air matanya yang lagi-lagi Keluar.
Riana tersadar, ia memegang perut ratanya. "Lalu bagaimana jika dirinya hamil nanti?" Ucapnya ketakutan. Ia tidak pernah membayangkan jika dirinya nanti mempunyai anak, tidak! Tidak boleh terjadi.
Bersambung...
|G A L A N A|
Jum'at, 23 Februari 2024
_nmh_Mana suara yang minta Author bikinan cerita GALANA, ko pada ga semangatin Author lagi😫
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANA
RomanceJangan lupa follow akun Author nya 🤗 Theresia Andriana Candrawan. Seorang modeling ternama, mempunyai hidup sempurna, bergelimang harta, wajah yang cantik dan seksi membuat siapa saja yang melihat dirinya terpesona. Itulah yang orang lihat, nyatany...