32.

12.7K 487 9
                                    

Galen menghirup bunga yang dirinya bawa, dengan wajah datarnya Galen mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Cebental!" Seru Ano dari dalam.

Ceklek

"Papa." Serunya merentangkan tangannya Minta digendong, dengan senang hati Galen menggendong anaknya.

"Ano lindu papa." Ucap Ano memeluk leher papahnya.

"Siapa sayang?" Teriak Riana dari dapur, ia sedang memasak nasi goreng untuk sarapan hari ini.

"Ayo papa macuk." Keduanya masuk, Ano menyuruh Galen duduk di ruang makan. Disana sudah ada Mesya yang sedang memainkan ponselnya, saat Mesya menatap Galen matanya berbinar.

"Ano, bukannya pria ini yang ada di koran yang Ano bawa?" Tanya Mesya, Ano mengangguk.

"Iya aunty, ini papanya Ano."

"Jadi, kamu beneran anak dari pebisnis terkenal?" Mesya syok mendapatkan fakta siapa Ano sebenarnya.

"Ano anak Olang kaya." Ucap Ano bangga.

Riana yang sudah selesai membawa makanannya ke ruang tamu, dirinya terkejut mendapati Galen diantara mereka.

"Hai." Sapa Galen tersenyum menatap Riana, Riana menatapnya datar.

"Sekarang makan." Suruh Riana kepada Mesya dan Ano.

Ano yang melihat papanya tidak mendapatkan nasi goreng bertanya. "Unda, uat papa ana naci goyengnya?"

"Ga ada, Bunda cuman buat tiga." Jawab Riana santai, wajah Ano murung.

"Kacian papa, cini makan punya Ano aja." Ujar Ano, saat akan memberikan nasi goreng kepada Galen suara Riana menghentikan Ano yang ingin memberikan makanannya kepada Galen.

"Jangan! Di nasi goreng Ano ada telurnya, Galen alergi sama telur." Ucap Riana tanpa sadar, Galen sangat senang Riana Masih mengingat tentang alergi dirinya.

"Telus gimana unda? Ano kacian cama papa, pasti papa beyum akan."

"Lagian siapa suruh datang pagi banget ke rumah orang." Cibir Riana kesal sambil memakan nasi goreng miliknya.

"Kalian makan aja, nanti papa bisa makan nanti." Ucap Galen mengusap kepala anaknya.

"Om, mau punya Mesya aja?" Tawar Mesya polos.

"Punya kamu juga ada telurnya Mesya." Sahut Riana, Ano dan Mesya saling tatap lalu tersenyum bersama.

"Berarti punya kakak/ belalti unda unda." Seru Mesya dan Ano serempak.

"Engga-" ucapan Riana terpotong karena Galen yang memakan nasi goreng dari sendok Riana yang akan masuk ke mulutnya.

Riana mematung, secara tidak langsung keduanya berciuman. "Sekarang kalian makan, setelah itu papa mau ajak Ano jalan-jalan." Ajak Galen dengan wajah watados nya.

"Mesya juga om?" Tanya Mesya, padahal keduanya tidak saling kenal bahkan berkenalan pun tidak.

"Kamu, kuliah Mesya." Wajah Mesya berubah sendu saat dirinya hari ini ada kelas.

"Nanti kapan-kapan saya ajak main kamu sama Ano." Ucap Galen.

"Yes, siap om. Mesya tunggu." Mereka melanjutkan makan, dengan Riana dan Galen yang makan bersama.

Wajah Ano terlihat bahagia, karena keluarganya makan bersama dengannya. Dari dulu dirinya sangat ingin merasakan makan bersama orangtua yang lengkap, dan akhirnya sekarang terwujud.

Riana tersenyum manis menatap Ano yang curi-curi pandang kepadanya dan Galen, anaknya memang sangat manis sekali.

"Kamu cantik kalo senyum seperti itu." Bisik Galen.

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang