22.

13.4K 570 22
                                    

Seperti yang diucapkan Riana, ia dan Ano pergi menuju indonesia diantar oleh Rangga yang memaksa dirinnya untuk pergi bersama. katanya Rangga juga ada urusan kerjaan di indonesia, dapat dirinya lihat wajah Ano yang sedari tadi cemberut menatap Rangga tidak suka.

"Makasih ya Ga, kamu udah mau antar kita ke rumahnya Amara." ucap Riana merasa tidak enak hati.

Rangga tersenyum. "Santai Na, saya juga disini lagi ada kerjaan sekalian mampir ke rumah nenek." Ya, Rangga masih orang Indonesia ia mengikuti ibunya yang menikah lagi dengan orang Korea.

"Yaudah, gue masuk ya?" Ujar Riana, tadinya ia ingin menawarkan Rangga mampir tapi ia urungkan karena ini bukan rumahnya, jadi dirinya tidak bisa seenak jidatnya.

"Oke, gue pamit pulang ya." Lalu Rangga berjongkok menyamakan tingginya dengan calon anaknya Eh maksudnya Ano.

"Boy, uncle pamit pulang ya?"

"Ulang tinggal ulang uncle." Ucap Ano datar menatap tidak suka Rangga, sedangkan Rangga yang ditatap seperti itu terkekeh lalu mengacak rambut Ano gemas.

"Angan centuh Ano." Sentaknya tajam, spontan Rangga mengangkat kedua tangannya.

"Oke, uncle ga pegang." Jawabnya lalu berdiri melangkah pergi, Riana yang melihat sifat Ano seperti itu menghela nafasnya ia berjongkok memegang pundak putranya.

"Ano, ga boleh kaya gitu. Bunda tau kamu ga suka sama uncle Rangga, tapi Sayang. Jika Ano tidak menyukainya cukup simpan dihati Ano, tidak perlu menunjukkan wajah tidak suka dan menatapnya seperti musuh. Ano ngerti?" Nasihat Riana untuk anaknya.

Ano mengangguk antusias. "Tapi, Ano ndak mau uncle Rangga jadi Papanya Ano."

Riana tertawa geli menatap anaknya. "Siapa yang bilang gitu sama anaknya Bunda?"

"Aunty Ala."

Riana mendengus, ternyata yang mencuci otak anaknya adalah sahabatnya sendiri. "Lain kali kalo Aunty Amara bilang yang aneh-aneh jangan Ano dengar ya sayang?"

"Ciappp Unda." Riana menggandeng tangan anaknya untuk masuk ke rumah sahabatnya yang katanya ada adiknya.

Tok tok tok

Riana mengetuk pintu rumahnya, tapi tak kunjung ada yang membuka.

Tok tok tok

"Iya bentar, siapa sih yang ganggu tidurnya Mesya." Teriak seseorang dari dalam, sekarang sudah pukul 9 malam.

Ceklek

Dapat Riana lihat seorang gadis mungil yang memakai baju tidur dengan motif Minion tengah berdiri dihadapannya sambil mengucek matanya yang baru bangun tidur. Riana terkejut melihat adiknya Amara, seingat dirinya dia adalah sahabatnya Shannon, untung saja dirinya sudah merubah penampilannya. Jika tidak, mungkin dia akan mengenalinya sebagai mantan model dan mantan tunangannya Melvi. Penampilan Riana yang sekarang adalah rambut pendek dengan mata yang memakai softlens berwarna biru, mata aslinya berwarna coklat terang.

"Cari siapa ya kak?" Tanya Mesya, ya dia adalah sahabatnya Shannon.

"Kamu, Mesya. Adiknya Amara?" Tanya Riana balik tanya.

"Iya, kenapa ya kak. Apa kak Amara bikin ulah lagi? Atau kakak mau ngasih informasi tentang kak Amara yang lagi terkena musibah? Kak Amara baik-baik saja kan kak?" Tanya Mesya beruntun takut kakak tersayangnya kenapa-napa.

"Bukan dek, saya sahabatnya Amara yang akan tinggal bersama kamu." Jawab Riana canggung, dirinya kira adiknya mara sudah kenal dirinya ternyata belum. Dan untuk orangtuanya Mesya dan Amara, mereka sedang ada pekerjaan diluar negeri. Sebenarnya orangtua mereka menyuruh Amara yang pulang untuk menemani adiknya, tapi karena Amara masih ada job dan sudah kontrak. Jadinya Riana yang menemaninya sekaligus Riana ada urusan di Indonesia.

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang