21.

14.2K 557 29
                                    

2 tahun kemudian....

Galen selalu mencari Riana di manapun, tapi ia belum menemukannya sampai sekarang. Bahkan sifat Galen bertambah dingin, membuat orang-orang takut dengannya. Orangtuanya sudah menyesal melakukan itu kepada Riana, karena semenjak Riana pergi Galen menjadi tidak terurus, sikapnya pun dingin kepada orangtuanya dan lebih parahnya lagi Galen selalu berbicara sendiri membuat orang yang melihat Galen prihatin. Alessia sudah sadar satu tahun yang lalu dan dia selalu bertanya dengan antusias tentang Kakak yang mengajaknya ngobrol dan memberi semangat, orangtuanya yang tidak tahu siapa bertanya kepada Bi Siti dan ternyata adalah Riana, membuat orangtuanya bertambah menyesal. Semenjak Riana pergi, Galen tidak ingin bersentuhan dengan wanita manapun kecuali Riana seorang. Ia juga sering berhalusinasi tentang Riana, seperti sekarang.

"Riana, saya tadi bawa bubur buat kamu. Kita makan bersama ya." Dengan semangat Galen menyiapkan dua porsi.

Ia mulai memakan buburnya, tapi saat melihat makanan didepannya masih belum tersentuh ia berucap. "Riana kenapa tidak makan? Mau tidak suka ya? Mau aku belikan yang lain?" Tanya Galen lembut.

Tok tok tok

Galen mendengus karena seseorang mengganggu dirinya dengan Riananya. "Masuk!"

Pintu terbuka dan terlihatlah sekertaris nya. "Permisi Pak, Saya ingin memberi tahu bahwa rapat akan diadakan pukul 9 pagi." Ucapnya sopan.

"Lain kali jangan mengganggu saya dan calon istri saya makan." Ucap Galen dingin.

Sekertaris yang bernama Nia mengernyitkan dahinya bingung, perasaan yang dirinya lihat hanya boss nya saja di ruangan ini. "Maaf Pak, bukankah disini hanya ada Bapak saja?" Tanyanya hati-hati.

Galen terdiam, seakan teringat Riana pergi darinya ia mengusap wajahnya kasar. "Siapkan rapatnya, kita akan rapat sekarang." Jawabnya dingin.

"Bukannya masih ada waktu satu jam Pak?"

"Saya bilang sekarang." Ucap Galen dengan menekankan perkataannya.

"Baik Pak, Saya permisi." Setelah mengatakan itu Nia pergi dari ruangan boss nya dengan terburu-buru.

Galen menyenderkan kepalanya, ia menghela nafasnya gusar. "Sepertinya saya sudah gila, karena kehilangan kamu Riana." Gumam Galen, ia melihat bubur yang dirinya pesan untuk Riana masih utuh.

Galen berdiri, ia memulai rapatnya. Setiap Galen berjalan melewati karyawan, mereka langsung menunduk. Ya, selain sifatnya yang dingin karena kehilangan Riana. Galen juga sekarang selalu memecat karyawan karena masalah sepele, membuat yang lainnya takut dan segan kepadanya.

******
Di Korea

"Anooo." Panggil seorang wanita yang masih terlihat cantik meskipun sudah memiliki anak.

Wanita itu yang melihat anaknya sedang memainkan Rubik menghela nafasnya. "Ano."

Bocah kecil itu yang mendengar seseorang memanggilnya menengok. "Cenapa?" Tanyanya datar.

Lagi-lagi wanita itu menghela nafasnya melihat sifat anaknya yang sangat mirip dengan papanya. "Kenapa pergi, dari tadi Bunda cariin kamu."

"Ano, dicini."

"Ano Sayang, wajahnya jangan datar terus dong. Ini Bunda loh bukan orang lain." Nasehat wanita itu yang bernama Alana.

"Macih diluar." Jawabnya tetap datar. Dan bocah kecil yang berumur dua tahun kurang lima bulan bernama Aarav Alano Candrawan.

"Yaudah, sekarang kita pulang. Biar Bunda bisa lihat wajah Ano yang menggemaskan lagi ngerjain Bunda." Keduanya pulang menuju apartemen, saat sampai ternyata disana ada temannya yang sedang membuat ramen.

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang