41.

11.2K 397 6
                                    

Keesokkan harinya tersebar berita, seorang anak tunggal keluarga kaya sekaligus seorang dokter terkenal melakukan kesalahan saat operasi membuat pasien meninggal dunia. Pihak keluarga korban diancam tidak melaporkan kejadian tersebut oleh dokter tersebut, bahkan diberikan uang yang nilainya tidaklah kecil.

Pelaku bernama Dokter Andini, tapi anehnya kelurga pelaku tidak terekspos bahkan marga andin tidak dipakai.

Riana yang melihat berita tersebut merasa heran, ia melihat kearah Galen yang sedang menyetir. "Kamu tersenyum seperti itu, jangan bilang berita ini perbuatan kamu?" Tanya Riana tepat sasaran.

Galen terkekeh. "Hanya memberikan sedikit pelajaran." Jawabnya santai sambil mengangkat bahu.

"Astaga Galen! ini keterlaluan banget." Seru Riana, merasa kasihan dengan Andin.

"Siapa suruh dia gangguin kamu."

"tapi itukan hanya ucapan saja Galen, bahkan Andin ga pernah ganggu aku sampai kelewat batas."

"Aku ga peduli, intinya dia udah ganggu kamu dan aku ga suka itu Riana. Apalagi dia udah buat berita tentang Ano yang enggak-enggak, jadi berita ini pantas buat dia." jawab Galen.

"Tapi Galen--"

"Tidak apa-apa Riana ini untuk peringatan buat dia, lagian ini belum seberapa. Jika dia melakukan yang lebih, maka aku juga bisa lebih kejam dari dia." Ujar Galen dengan pandangan tajam ke depan.

Riana yang melihat kekejaman Galen bergidik ngeri, untung saja dirinya sudah meluluhkan Galen dari dulu jika tidak mungkin dirinya bisa sama seperti Andin bahkan lebih.

"Kamu kejam." Ujar Riana, Galen tertawa.

"Ya, itulah aku. Jadi, kamu jangan pernah selingkuh dariku karena aku bisa bikin kamu menderita. Jika perlu aku patahkan kaki kamu, biar ga bisa kabur lagi." Galen menatap Riana tersenyum manis, entah kenapa Galen yang seperti ini lebih menyeramkan.

"Galen! Berhenti nakutin aku." Serunya ketakutan, ia mengerucutkan bibirnya kesal.

lagi-lagi Galen tertawa melihat tingkah Riana, Galen mengambil tangan Riana lalu mengecupnya. "Aku ga mungkin lukain kamu Riana."

"Bohong, dulu kamu sakiti aku." Bantah Riana.

"Itukan dulu, sekarang tidak akan. Karena kamu seperti berlian buat aku sweety." Wajah Riana memerah mendengar ucapan Galen.

"Kita udah sampai ya?" Tanya Riana mengalihkan pandangannya ke segala arah, dirinya tidak kuat menatap mata Galen yang memancarkan aura tulus yang menatapnya. Jangan lupa tatapan menggoda juga, Membuat Riana jadi salting sendiri.

"Dari tadi."

"Kenapa ga bilang Galen?"

"Kamunya fokus membicarakan tentang Andin." Jawabnya santai, Riana mendengus.

Seperti Ucapan Riana kemarin, dirinya ingin menjenguk ibu dan ayahnya sekaligus mau minta restu buat pernikahannya dan Galen.

"Aku masuk dulu ya?" Ujar Riana, dirinya tahu Galen tidak akan mau masuk ke tempat ibunya yang mencelakai adiknya.

"Aku ikut."

"Hahh!"

"Aku ikut Riana."

Riana menatap Galen ragu. "Kamu, serius?"

Bukannya menjawab pertanyaan Riana Galen keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil bagian Riana. "Ayo kita keluar." Galen mempersilahkan Riana keluar dengan lembut sambil menyodorkan satu tangannya, Riana yang diperlakukan seperti itu mematung. Ia terharu dengan perlakuan Galen yang seperti ini, meskipun sudah biasa bagi orang-orang tapi bagi Riana sangatlah istimewa.

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang