30.

16.1K 571 23
                                    

Riana yang mulai tersadar dirinya dibawa oleh Galen melihat ke sekelilingnya, ia terkejut ternyata dirinya sudah berada dikamar yang entah ia tidak tahu milik siapa dan berduaan dengan Galen.

Riana menyentak tangannya yang di genggam Galen. "Lepas! Dasar tidak sopan." Seru Riana menatap Galen tajam.

Bukannya takut, Galen kembali menarik Riana tapi sekarang ke pelukannya membuat Riana yang tidak siap menubruk dada bidang Galen.

Riana memberontak minta dilepaskan, ia takut Galen melakukan sesuatu kepadanya. "Pak Galen saya mohon Lepaskan saya, ini tidak benar. Pak-" ucapan Riana terpotong karena mendengar isakan dari Galen.

Riana mematung, Galen menangis karena apa? Apakah karena Ale yang tadi berdarah? Atu karena lainya.

"Riana." Lirih Galen, ia menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Riana.

"Saya rindu kamu, tolong jangan tinggalkan saya lagi." Ujar Galen lagi dengan suara sendu.

Deg

Apakah benar, Galen menangis karena kepergian dirinya? Atau ini hanya untuk balas dendam lagi kepadanya dan ingin merebut Ano darinya. Karena pikiran negatifnya Riana mendorong Galen untuk menjauhinya, dirinya berhasil mendorong Galen menjauh.

"Maaf pak, nama saya Alana bukan Riana." Ucap Riana tegas, jika boleh jujur dirinya merasa prihatin melihat keadaan Galen seperti ini. Tapi, dirinya takut Galen melakukan itu untuk balas dendam kepadanya.

"Kamu Riana, bukan Alana." Galen menatap Riana intens.

"Sudah berapa kali saya bilang, saya Alana bukan Riana. Jadi stop panggil saya Riana pak Galen, dan soal yang tadi anda sangat tidak sopan menyentuh saya." Riana menatap mata Galen dengan tajam, tapi dirinya berjalan mundur saat Galen mendekatinya.

Jarak wajah keduanya hanya tinggal sejengkal. "Saya tidak percaya Riana, saya kenal kamu. Jadi berhenti untuk berpura-pura menjadi Alana, saya tidak suka itu."

"Siapa anda? Sangat lancang mencampuri urusan saya dan saya tidak membutuhkan anda untuk percaya saya Alana, karena anda bukan siapa-siapa saya." Ucap Riana tajam, dirinya akan keluar dari kamar tapi ucapan Galen menghentikannya.

"Ano yang bilang, kamu adalah Riana."

Riana mematung, ia menghela nafasnya pasrah. Mau gimana lagi dirinya sudah ketahuan, anaknya memang sangat menyebalkan. "Lalu kenapa jika gue Riana? Toh Lo juga bukan siapa-siapa gue." Ucap Riana setelah berbalik menghadap Galen, bahkan bahasanya kembali kepada dirinya lagi.

"Saya papanya Ano."

Riana tertawa geli mendengar ucapan Galen, meskipun dirinya sempat mematung karena syok Galen langsung mengetahuinya. Tapi ia bisa menutup wajah terkejutnya, sekarang Riana yang mendekati Galen.

"Lo, papanya Ano? Hey Galen! kita ga ketemu sudah dua tahun, bisa jadi Ano anak orang lain karena gue sudah menikah saat melarikan diri dari Lo dan keluarga Lo. Jadi, jangan pernah sebut Ano anak Lo karena gue takut suami gue marah mendengarnya dan salah paham tentang hubungan kita." Riana terpaksa berbohong, dirinya tidak ingin Galen mengetahui semuanya. Ia takut Galen dan keluarganya mengambil Ano darinya, ini yang terbaik untuknya dan anaknya.

Tangan Galen mengepal dirinya tidak suka saat Riana mengatakan mempunyai suami, seakan teringat perkataan Anaknya Galen tersenyum miring menatap Riana. "Benarkah? Apakan suami kamu yang sekarang bernama serangga? Ah salah! Maksud saya Rangga, Apa dia suami kamu?" Tanya Galen memancing Riana agar jujur terhadapnya.

Lagi-lagi Riana terkejut saat Galen juga mengetahui tentang Rangga, apa selama ini dirinya diikuti? Atau Galen mencari tahu semua tentangnya. "Iya, suaminya saya bernama Rangga sekaligus papa dari An-"

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang