Shera yang melihat orang tuanya ada disini berteriak. "Mamah, papah." Seru Shera sambil berlari menuju orangtuanya.
"Jangan lari princess." Seru Melvi khawatir takut anaknya jatuh, dengan cepat Melvi menggendong anaknya.
"Bukannya Mama udah bilang, jangan lari-lari Shera kalo kamu jatuh gimana." Tegur Shannon.
Shera yang melihat Shannon memarahinya memanyunkan bibirnya. "Udah gapapa Shan, nanti Jangan diulangi lagi ya princess." Lerai Melvi, Ano menyaksikan itu semua. Dirinya ingin seperti itu, dipeluk oleh papanya dan main pesawat-pesawat bersama papanya dengan dirinya yang digendong.
Mata Shera berbinar-binar karena Melvi membelanya kembali. "Papa telbaik, beda cama mama yang dalak taya palak." Seru Shera riang sambil memeluk leher dan mengecup pipi Melvi.
"Terus aja terusss belain, kamu juga kaya drakula." Cibir Shannon kesal, Shera meleletkan lidahnya mengejek.
"Kamu lagi main apa, princess?" Tanya Melvi.
"Tadi, chela main cama Ano papa, tapi Ano nya dingin dak mau dicentuh chela." Ucap Shera sebal, Ano mendengus mendengar namanya disebut.
"Ano, siapa princess?"
"Ano temen balu chela papa, Ano nyebelin tapi anteng papa." Jawab Shera.
Melvi yang akan menjawab ucapan anaknya terhenti, karena melihat Shannon mengobrol bersama Aidan ia kesal sendiri. "Yaudah, kamu main lagi ya sama Ano."
Shera mengangguk antusias, dirinya sangat suka mengerjai Ano dan membuatnya kesal. Shera berlari menghampiri Ano kembali.
"Anooo." Panggil Shera senyum-senyum sendiri.
"Angan Deket-deket Ano." Ucapnya memundurkan langkahnya.
Shera semakin tersenyum lebar, dengan gerakan cepat dirinya menerjang Ano lalu mulai mencubiti pipi Ano yang gemas seperti bapau yang sering papahnya belikan untuknya. Shela mencubiti pipi Ano sampai memerah, ia tertawa terbahak-bahak karena berhasil mencubit pipi temannya yang menggemaskan sampai mata Ano berkaca-kaca. Saat Shera Ingin mengigit pipinya, ia tidak jadi karena Ano menangis. Dengan gerakan cepat dirinya langsung berdiri lalu tertawa.
Huwaaaa huwaaaaa
Perhatian mereka teralih, karena suara tangisan bocah laki-laki. Dengan cepat Mesya meloncat dari pangkuan Aidan, dan mendekati Ano yang tengah menangis. "Cup cup cup jangan nangis ya Ano, nanti kak Mesya beliin Ano mobil-mobilan." Ujar Mesya menenangkan Ano.
"Ano ndak mau kecini lagi aunty, Ano ndak cuka. Shela jahat cama Ano huwaaa Ano mau unda." Histeris Ano, Mesya langsung menggendong Ano dan berusaha menenangkannya.
"Iya, kita ke Bunda ya Ano."
"Huwaa dacal jahat." Serunya kembali menangis.
Shannon juga mendekati anaknya yang sedang tertawa jahat, karena berhasil membuat temannya menangis. "Kamu apain anak orang Shera?" Tanya Shannon lelah, karena anaknya itu terlewat aktif diusianya yang masuk kecil dan sangat bandel seperti dirinya dulu.
"Chela cubit telus pipinya Mama." Ucapnya antusias, tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Minta maaf sekarang."
Shera menggeleng. " Endak mauuu." Lalu berlari kebelakang Melvi.
Melvi berjongkok mensejajarkan dengan anaknya. "Princess ga boleh kaya gitu, ga kasian liat Ano kesakitan kaya tadi. Lihat pipinya jadi merah karena Shera, minta maaf ya sayang." Ucap Melvi lembut.
Shannon mengusap kepala anaknya. "Sayang, kalo kita salah. Kita harus ngapain?"
Shera menunduk. "Minta maaf." Lirihnya, Shera melihat kearah Ano yang masih sesegukan lalu mendekati Mesya dan menarik baju Mesya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANA
RomanceJangan lupa follow akun Author nya 🤗 Theresia Andriana Candrawan. Seorang modeling ternama, mempunyai hidup sempurna, bergelimang harta, wajah yang cantik dan seksi membuat siapa saja yang melihat dirinya terpesona. Itulah yang orang lihat, nyatany...