27.

13.1K 613 62
                                    

Ano dan Mesya sudah sampai di mansion megah milik keluarga Radeva yang ada di Indonesia, Mesya terus menerus melihat ponsel dan nama alamat yang tertera disamping Mension Radeva.

"Wahhh, becal banget." Seru Ano dengan mata berbinar-binar.

"Kayanya ini deh rumahnya, kita nunggu disini aja ya Ano?" Ujar Mesya, mana berani dirinya tiba-tiba masuk yang ada nanti diusir karena mereka tidak mengenalnya.

"Kenapa tunggu dicini Aunty? Ini kan lumah papanya Ano." Sahut Ano menatap Mesya polos.

Mesya bingung jadinya, Ano ini dari tadi bercanda ya kepadanya. Mana mungkin dirinya bisa masuk, penjagaannya aja ketat. "Kita tunggu disini aja ya Ano."

Keduanya sudah menunggu selama 15 menit di pinggir mansion Radeva yang banyak tanaman.

Plak

Ano menampar pipinya yang di gigit nyamuk. "Nyamuk nakal, Ano gigit balik nih." Cibirnya kesal, Mesya yang melihatnya tertawa gemas. Tiba-tiba perutnya terasa sakit, seperti ingin membuang hajat.

"Ano tunggu disini sebentar ya, aunty sakit perut." Ringis Mesya sambil memegang perutnya yang mules, Ano menjawab hanya dengan anggukan.

"Beneran ya, nunggu disini! Awas kalo kemana-mana, aunty tinggal kamu." Ancam Mesya berusaha menakuti Ano agar tidak kemana-mana takut hilang.

Ano berdecak. "Iya aunty." Setelah itu Mesya pergi meninggalkan Ano sendiri.

Ano yang mulai bosen sendiri disini, keluar mendekati Mension Radeva yang dijaga ketat oleh bodyguard. "Ano lindu papa, bagaimana ya calanya cupaya ano bica macuk." Ano mendekati salah satu bodyguard disana.

"Halo om." Sapa Ano.

Bodyguard itu tersenyum menatap bocah menggemaskan dihadapannya, dirinya seperti mengenal dengan wajahnya yang sangat familiar sekali. "Kenapa dek, ada yang bisa om bantu?" Tanyanya.

Ano mengangguk. "Om, Ano boleh macuk ga?" Tanyanya dengan wajah polos.

"Masuk kemana dek?"

"Ke lumah papanya Ano, Ano itu anaknya papa Galen." Ujarnya polos, bodyguard disana yang mendengar ucapan Ano tertawa.

Ano yang melihat mereka menertawakannya memandang mereka datar. "Ano celiuc!" Serunya marah.

"Dek, kalo mau ngehalu mending pergi aja sana, boss saya belum nikah mana bisa punya anak Segede kamu." Ucap salah satu bodyguard.

Mata Ano mulai berkaca-kaca. "Tapi, Ano celiuc."

"Saya juga serius tampan." Ujar bodyguard itu meledak.

Tin tin

Suara mobil dibelakang, membuat mereka menghentikan ucapannya. Seorang wanita dengan pakaian dokter keluar dari mobil, wanita itu yang tak lain adalah Andin mendekati mereka.

"Ada apa ini?" Tanya Andin, dirinya penasaran karena ia ingin masuk tapi terhalang oleh mereka.

"Ini Bu Andin, ada anak kecil yang ngaku-ngaku jadi anaknya tuan muda." Sahut salah satu bodyguard.

Andin menatap Ano yang sedang menatap dirinya polos, Andin terkejut melihat wajah Ano yang menggemaskan. "Kamu ponakannya Galen ya?" Tanya Andin, karena melihat wajah Ano yang mirip dengan Galen.

Ano dengan otak liciknya menganggukkan kepalanya antusias. "Betul aunty, Ano pengen ketemu uncle tapi Ndak boleh." Lirihnya sendu.

Andin yang merasa kasihan langsung menggendong Ano. "Yaudah, kita masuk ya." Ajak Andin , dirinya menatap bodyguard Tajam. "Dasar tidak becus, ponakannya mau ketemu pamannya malah dilarang cih."

GALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang