30. Menuntaskan Masa Lalu

3.2K 325 6
                                    

Polisi beregerak cepat, subuh itu juga, Nur Jannah dan Aisa di bekuk di rumah masing-masing tanpa perlawanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Polisi beregerak cepat, subuh itu juga, Nur Jannah dan Aisa di bekuk di rumah masing-masing tanpa perlawanan. Setelah di hadapkan pada kedua pria yang mereka sewa, keduanya tidak lagi mampu mengelak.

Abi tidak memberi waktu Jannah berceloteh padanya, dia sudah muak pada perempuan itu hingga tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Merasa semuanya sudah bisa terkendali, pukul tujuh pagi di bertolak ke rumahnya untuk mandi dan akan menjemput Mahi untuk sama-sama ke kantor polisi.

🍥

"Aku tidak menyangka Bibi Aisa bisa sekejam itu ke kita Kak" tutur Mentari kala Abi selesai menceritakan kronologi kejadian semalam.

"Dendam bisa membutakan orang Dek" balas Mahi menghela nafas, ia kini sudah rapi dan siap pergi bersama Abi.

"Benar, syukurlah mereka akan segera mendapatkan ganjarannya, ayo kita pergi sekarang biar kita bisa cepat pulang, kau pasti belum tidur kan?"

Mahi mengangguk. "Kakak juga?"

"Aku tidak akan bisa tidur jika masalah ini belum dapat kejelasan, mungkin ini salah satu ujian menjelang pernikahan kita, dan aku bersyukur semua bisa cepat selesai"

Mahi yang tidak sungkan lagi bersikap mesra pada calon suaminya langsung menggandeng lengan Lurah tampan hingga membuat Tari berdecak.

"Mana nih Kak Mahi yang dulu katanya gak mau baper sama Pak Lurah karena nunggu aku lulus, kok sekarang jadi bucin ya?" godanya.

"Kakakmu tidak melanggar ucapannya, karena aku akan membantu mewujudkan janjinya padamu" timpal Abi meraih tangan Mahi yang ada di lengannya lalu mengenggamnya balik. "Sejam lagi akan ada tukang kunci yang datang, tolong awasi dia ya, kami usahakan akan pulang sebelum jam makan siang" ucapnya lagi.

"Siap Kak, semoga masalahnya cepat selesai ya"

Setalah bertukar salam, Mahi dan Abi pergi meninggalkan Mentari sendirian yang tak mampu menahan senyum bahagianya. Kakak yang selama ini tulus merawatnya akhirnya juga menemukan orang yang tulus padanya.

🍔

Jannah dan Aisa sudah mengenakan baju orange, mereka di tempatkan di satu sel yang sama dengan pelaku kejahatan lain. Sejak berada di dalam, Jannah tidak hentinya menangis menyesali kebodohannya yang dengan mudahnya terhasut oleh Aisa yang ternyata punya dendam pribadi dengan Mahi.

"Sabar Nak, Ibu akan bicara pada Abi agar menarik tuntutannya" ucap Bu Nurul menenangkan Jannah yang masih saja sesegukan ketika di jenguk.

"Tolong bicara dengan dia Bu karena Kak Abi tidak mau mendengarkanku, dia bahkan memalingkan wajahnya saat melihatku, aku tidak mau di penjara Ibu, masa depanku akan hancur" isaknya tak terbendung, wajah yang biasanya terpoles make up tipis kini pucat pasi dan basah memerah kerena emosi dan air mata.

"Pasti, Ibu akan membantumu Nak, bertahanlah ya"

"Nyonya! Waktu kunjungan sudah habis, silahkan keluar!" ucap salah satu petugas" Ibu Nurul memeluk Jannah sebelum keluar dari ruang besuk sementara petugas mengembalikan Jannah kembali ke sel.

Langsing is My Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang